Mohon tunggu...
Putri Aulia Mawariana
Putri Aulia Mawariana Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUANTANSI | NIM 43223010054 - MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BAUANA | PRODI S1 AKUANTASI | NIM 43223010054

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof.Dr.Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG Univesitas Mercu Buana Meruya Prodi S1 Akuntasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Aristotles

24 Oktober 2024   23:23 Diperbarui: 24 Oktober 2024   23:23 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

- Kebajikan Moral: Pemimpin harus memiliki karakter yang baik, seperti kejujuran, keadilan, dan keberanian. Ini penting untuk membangun kepercayaan dan legitimasi di mata masyarakat.

- Kebijaksanaan: Pemimpin yang bijaksana mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan pemahaman yang mendalam tentang situasi. Kebijaksanaan (phronesis) ini memungkinkan pemimpin untuk menilai berbagai aspek kehidupan sosial dan politik.

-Kemampuan Berempati: Seorang pemimpin ideal harus dapat memahami dan merespons kebutuhan rakyatnya. Empati membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih inklusif dan adil.

3. Bentuk Pemerintahan dan Implikasi Terhadap Kepemimpinan

Aristoteles mengidentifikasi beberapa bentuk pemerintahan, masing-masing dengan implikasi yang berbeda terhadap gaya kepemimpinan:

- Monarki: Pemerintahan oleh satu pemimpin yang bijaksana dapat menjadi ideal jika pemimpin tersebut berorientasi pada kebaikan masyarakat. Namun, monarki dapat menjadi tirani jika pemimpin mengejar kepentingan pribadi.

- Aristokrasi: Dijalankan oleh sekelompok orang yang memiliki kebajikan dan pengetahuan. Pemimpin dalam aristokrasi diharapkan dapat membuat keputusan yang lebih baik untuk masyarakat.

- Politeia: Merupakan pemerintahan yang melibatkan partisipasi aktif dari banyak orang. Aristoteles melihat bentuk ini sebagai ideal karena dapat mengurangi risiko tirani dan menciptakan keseimbangan dalam pengambilan keputusan.

4. Pendidikan dan Pengalaman

Pendidikan dan pengalaman memainkan peran kunci dalam membentuk pemimpin yang ideal. Aristoteles menekankan bahwa pendidikan harus mengembangkan kebajikan moral dan intelektual. Selain itu, pengalaman praktis membantu pemimpin untuk memahami realitas kehidupan dan membuat keputusan yang bijak.

 5. Relevansi dalam Konteks Modern

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun