“Kemudian?”
“Rata-rata mereka berasal dari sekolah Renisha yang lama”
“Siap” ucapku lalu mencari keberadaan sosok Renisha.
“Kevin”
“Maaf aku tak bisa mendengarmu. Apa? Yang mengincar Renisha bernama Kevin?”
Ia tertawa pelan lalu berdehem sejenak, “Perkenalkan saya Kevin” ucapnya
“Oh, baiklah” ucapku. Tanpa sadar ada senyum yang kemudian terulas di bibirku.
Tiba-tiba lampu di ruangan itu mati. Semua orang berteriak histeris. Aku segera mengaktifkan kembali alat bantu komunikasi yang kupasang di telingaku itu,
“Kevin, apakah kamu mendengar suaraku?” tanyaku.
“Aku mendengarmu Ca. Segera cari Renisha. Aku akan menghubungi kepolisian setempat”
Aku segera mencari sosok Renisha di tengah keramaian orang-orang yang berteriak ketakutan sambil berlarian di depanku.