Mohon tunggu...
Ina Widyaningsih
Ina Widyaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Staf TU SMPN 3 Pasawahan

Penyair Pinggiran

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Yang Kembali Hilang

8 Mei 2020   20:38 Diperbarui: 8 Mei 2020   21:43 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya, Tuhan... Semoga kami dipertemukan kembali pada mahligai nanti." Bisik Andika lirih.
Lalu mengapa tiba-tiba ada ragu di dalam hati Andika, sungguh ia tak mengerti. Padahal hanya menunggu satu bulan saja ia akan menyusul Nira untuk pulang.

Sementara Nira yang berada di dalam pesawat hanya menatap awan biru di balik kaca jendela. Mengapa awan biru itu dilihatnya seperti kabut yang menyelimuti pesawat yang ditumpanginya, ada bayangan menakutkan tiba-tiba menghampirinya.

"Semoga mahligai bahagia kita kan menjadi nyata, aamiin." Terucaplah doa di bibir Nira yang manis.

Hampir satu bulan Nira sudah berada di Indonesia. Kembali bercengkrama dengan keluarganya yang hanya tinggal ibu dan adik laki-lakinya. Nira sudah menceritakan semua tentang rencana pernikahannya dengan Andika kepada keluarganya. Alhamdulillah restu pun sudah didapatkannya, hanya tinggal menunggu waktunya saja.

Hari ini adalah rencana kepulangan Andika ke Indonesia. Semua rencana sudah disusun olehnya bersama Nira. Karena Andika hanya sebatang kara, jadi rencananya ia akan langsung menuju ke rumah Nira. Rencana mereka nampak sudah matang sekali, dan percaya akan baik-baik saja tanpa ada sesuatu apa. Dari bandara Sukarno-Hatta, dengan menyewa sebuah minibus Andika pun langsung melanjutkan perjalanannya ke Purwakarta.

Andika nampak lelah hingga tertidur di dalam mobil. Tanpa ia sadari pengemudi mobilnya tengah panik karena rem blong tiba-tiba. Sementara lalu lintas pada saat itu begitu ramai di jalan tol. Dan suara teriakan si pengemudi pun akhirnya membangunkannya.

"Astagfirullah! Ya, Tuhan... Selamatkanlah kami!" Teriak si pengemudi.

"Astagfirullah! Ada apa, pak? Lho... Kenapa mobilnya oleng begini? Haa!!! Remnya blong, pak! Hati-hati,pak!" Andika nampak panik juga.

Tiba-tiba dari arah belakang ada bus yang menyalip mobil mereka, namun bus itu langsung mengambil kanan dan berhenti di pinggir jalan tol. Sontak saja mobil yang ditumpangi Andika yang sedang oleng pun menabraknya dengan keras.

"Jegger! Bum! Prak!" Tak dapat dielakkan lagi kecelakaan tragis pun terjadi. Hancurlah bagian depan mobil yang ditumpangi Andika.
Semua menjadi gelap seketika, samar-samar Andika mendengar suara teriakan orang-orang.

"Woy... Supirnya meninggal! Ini penumpangnya kayanya masih bernafas, ayo tolongin!"
Dan setelah itu tak ada lagi yang didengarnya apalagi yang dilihatnya.
Sementara itu Nira yang sudah tidak sabar menunggu kedatangan Andika, ia hanya wara-wiri saja dari depan rumah terus masuk lalu keluar lagi. Seperti induk ayam yang akan bertelur ia tidak bisa diam. Akhirnya ia pun memutuskan untuk menelpon kepada Andika karena menurut prediksinya Andika sudah terlambat dua jam dari perkiraan tiba di rumahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun