Mohon tunggu...
Ina Widyaningsih
Ina Widyaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Staf TU SMPN 3 Pasawahan

Penyair Pinggiran

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Yang Kembali Hilang

8 Mei 2020   20:38 Diperbarui: 8 Mei 2020   21:43 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Andika merogoh saku celananya dan mengeluarkan kotak berbentuk hati berwarna merah hati. Nira tambah kebingungan ketika Andika membuka kotak tersebut yang ternyata di dalamnya berisikan sebuah cincin.

"Saya ingin melamarmu untuk menjadi istriku, Nira. Bersediakah kau menerimanya?" Kata Andika kepada Nira.

Wajah Nira pun memerah, karena orang-orang yang memperhatikan mereka tersenyum dan mengangguk ke arahnya seakan ingin membantu Nira untuk menjawab Andika.

"Andika, jika kau bersungguh-sungguh mencintai dan menyayangiku, tak ada alasan untuk menolak permintaanmu. Saya bersedia." Jawaban Nira pun melegakan hati Andika.

Dan tepuk tangan pun terdengar indah dari orang-orang yang sedari tadi memperhatikan mereka. Ucapan selamat dan jabat tangan pun diberikan kepada keduanya. Sungguh momen yang takkan terlupakan bagi keduanya.

Setelah adegan romantis itu selesai, keduanya pun pulang. Kebahagiaan Nira sungguh nyata hari ini. Wajahnya berseri-seri selalu sejak hari itu walau seperti biasanya hanya bertemu di udara karena sama-sama sibuk bekerja.

Hari berganti hari tanpa terasa dua tahun sudah kontrak kerja Nira telah habis. Itu artinya Nira harus pulang kampung ke Indonesia, namun sayangnya waktu kepulangannya tidak bisa bersamaan dengan Andika. Karena kontrak kerja Nira lebih dulu satu bulan dari pada Andika. Ada sedikit kecewa di hati Nira, tapi ia merasa yakin jika nanti Andika akan menyusul ke rumahnya di Indonesia.

Tiba waktunya Nira untuk pulang ke Indonesia, Andika pun mengantarkannya hingga ke bandara. Ada pandangan sedih di wajah keduanya karena tak bisa pulang bersama berdua. Namun Andika meyakinkan Nira jika ia akan menyusulnya nanti.

"Tunggulah di Indo, jangan takut karena saya akan datang padamu, Nira." Andika berkata.

Mereka pun berjabat tangan erat saling menatap tajam seakan tak ingin dipisahkan, namun sayang semuanya harus diakhiri saat ini karena pesawat akan segera take off dan Nira harus pulang.

Tinggalah Andika sendiri menatap Nira yang lalu menghilang dari tatapannya. Andika pun beralih menatap ke jendela bandara dan melihat pesawat itu telah terbang membawa kekasihnya yang pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun