"Malamku Bersama Sunyi"
Hanya ada lekukan langit di hadapanku kini
Jauh mata memandang hanya berujung sunyi
Gemintang berkedip mesra padaku sesekali
Sungguh indah malamku ini
Rembulan pun setia menemani
Membelaiku dengan bait-bait puisi
Sinarnya seakan memberiku inspirasi
Walau pun gelap, Â ia tetap menemui
Jauh aku dari semua yang kusayangi
Tiada kasih pun yang tertambat di hati
Bersama malam aku hanya seorang diri
Berpeluk hangat bersama sunyi
Teras Rumah Atas
Puisiku malam ini, Nira.
Dan seperti biasanya ketika tulisannya selesai ia pun terlelap bersama mimpi hingga larut kan berganti esok pagi.
Pagi ini Nira kembali membuka tokonya, dan ia dikagetkan dengan sebuah buket bunga tergeletak di lantai depan. Masih segar bunganya tentu baru diantar tak lama sebelum toko buka. Nira pun mengambilnya dan nampak kartu ucapan terselip di sana, "Selamat pagi, Nira. Semoga kau suka dengan bunga ini. Andika."
"Wow!" Nira berkata merasa lucu sendiri.
"Oh...ada apa gerangan?" Nira bergumam.
Dan tiba-tiba di hadapannya telah berdiri si pengirim bunga tadi.
"Andika?" Sapa Nira sedikit malu.
"Ya, sungguh aku telah jatuh hati sejak pertama berkunjung ke toko ini." Sahut Andika sangat jelas.