Nira semakin memerah wajahnya. Entah mengapa ada debar-debar aneh dalam hatinya.
Andika dengan tergesa meminta nomor telpon kepada Nira, dan anehnya langsung diberikan oleh Nira dengan menulisnya di secarik kertas. Andika pun pamit, "Saya harus kerja, sampai jumpa lagi Nira!"
Nira masih tertegun di depan tokonya sambil memandang lelaki yang berlalu darinya barusan dan hilang di belokan jalan sana.
Sejak saat itu, hari-hari Nira sungguh dirasa indah karena Andika tak pernah luput selalu menghubunginya melalui telpon. Lama semakin lama mereka berdua kian akrab saja hingga suatu malam Andika benar-benar menyatakan isi hatinya kepada Nira. Dan tahukah apa yang terjadi selanjutnya?
Ya, mereka menjalin hubungan yang serius di tengah kesibukan masing-masing. Andika yang bekerja sebagai mandor proyek di sebuah perusahaan, selalu berpindah-pindah tempat kerja di Malaysia. Namun Andika tidak pernah sedikit pun untuk selalu menyapa Nira di telpon. Jika waktunya libur kerja, Andika pun berkunjung ke toko Nira dengan membawa oleh-oleh atau apa saja yang disukai kekasihnya. Sungguh indah hari-hari keduanya dilalui berdua walau terkadang jauh terpisah.
Mereka telah berjanji jika suatu hari nanti pulang kampung ke Indonesia, mereka akan menikah. Nira pun sangat menginginkan waktu cepat berlalu agar mereka bisa membangun bahtera rumah tangga berdua.
Dan setiap malam kini hanyalah rangkaian kata nan indah yang selalu Nira tuliskan di buku catatannya.
"Semoga Bahagia"
Duhai malam, kau adalah teman nan setia
Jelang lelapku mengajak terlena
Bersyair indah tentang cinta kita
Senandung nan syahdu jua mesra
Aku di sini dan kau di sana
Biarlah jarak mengikat erat pada jiwa
Tetap menanti hingga waktu kan tiba
Datanglah kasih jemput bahagia
Bintang yang menjadi saksi tentang kita
Rembulan pun menyinari cinta yang setia
Berharap nanti kita kan bersua
Pada mahligai indah semoga bahagia