Mohon tunggu...
Operariorum
Operariorum Mohon Tunggu... Buruh - Marhaenism

Operariorum Marhaenism, merupakan Tulisan-tulisan mengenai ditindasnya orang Minoritas didalam realitas dan pola-pola diskriminasi yang dilakukan oleh pemilik otoriter, korporat dan kapitalissecara semenang-menang dan tidak adanya keadilan bagi kaum maniver mikro.

Selanjutnya

Tutup

Book

Review Buku (Menalar Tuhan)

25 April 2023   16:04 Diperbarui: 25 April 2023   16:08 1566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(2) jika sang Budha diam tentang Tuhan itu bukannya karena ia menolak ketuhanan dan dewa-dewi melainkan yang ditegaskan olehnya adalah bahwa bukan segala macam teori dan difusi lisan yang membebaskan manusia melainkan kalau ia mengambil sikap nyata yang membebaskan dari roda keterikatan pada nafsu dan keinginan-keinginan tak teratur Samudra seakan-akan mengatakan lakukanlah lakukan apa? Lakukan pelepasan dari segala keinginan, dengan menjadi baik, positif, dan bertapa seperlunya tetapi bukan berlebihan dan fanatik karena justru akan merupakan pamrih baru. Meminjamkan cara melihat karena Armen strong sang buduha dalam ajarannya mengadakan suatu Ketuhanan yang lain dari segala benda dan pengada di lingkungan kita kalau dewa-dewi Hindu mirip dengan manusia seperti menjadi segala jelas dan wayang Jawa yang memang sudah tidak menghayati lagi keagamaan India maka Sang Buddha hadir terhadap ketuhanan dalam sikap diam itu budhanisme sebenarnya tidak sendirian baik spekulasi Hindu tertinggi maupun mistik agama-agama abrahistik memahami betul bahwa akhirnya manusia berhadapan Tuhan hanya bisa diam saja jangan sampai kalau kita bicara dengan terlalu penting tentang Tuhan kita memahaminya sebagai salah satu pengada diantara para pengada lain kendatipun yang tertinggi maka dari itu baik filsafat Islam maupun filsafat Kristiani paham bahwa bicara tentang Tuhan harus dengan via negatiffa Jalan negatif Artinya kita sebenarnya hanya dapat mengatakan apa yang tidak dapat dikatakan tentang Tuhan daripada mengatakan sesuatu tentangnya dalam penghayatan rakyat Buddhis selain ajaran Sang Buddha itu juga terhadap banyak sekali difusi terhadap sang Budha sendiri terhadap berbagai body Stafa dan berbagai Dewa dan Dewi lokal.

(2) maka apabila Sang Buddha diam tentang Ketuhanan dan mengajarkan kepada para muridnya untuk memusatkan segala perhatian pada perbuatan yaitu pelepasan diri dari segala pamrih demi itu jangan diartikan sebagai atheisme melainkan berbagai penghayatan Tuhan menurut via negatif a menurut Sang Buddha manusia hendaknya secara rendah hati melakukan apa yang dapat dilakukannya Sudahlah segala spekulasi tentang Tuhan tentang dewa-dewi hanyalah pemeriksa aja.

4. Keagamaan Tionghoa

(1) di sini bukan tempatnya untuk masuk ke dalam ajaran-ajaran Konghucu lautse dan lain guru-guru yang ajarannya begitu terpengaruh dalam bentuk budaya berbagai kerangka religius Tionghoa saya membatasi diri pada 3 penghayatan ketuhanan saja dan saling melengkapi dan yang dengan nada dan arti yang cukup berbeda menurut masing-masing aliran dapat dianggap khas bagi pola religius Tionghoa.

Yang pertama adalah kesadaran akan kepentingan keselarasan kosmis Apabila semua unsur di alam raya alam manusia rakyat dan para pemimpin berada pada tempatnya masing-masing masyarakat akan selamat masing-masing unsur seperti alam kehidupan berkeluarga pekerjaan juga benda-benda perlu hidup sesuai dengan dan makna nama atau janji masing-masing agar semuanya Selamat langitlah yang merupakan pancaran dan acuan keselarasan atau harmonis kosmis dengan melihat matahari, bulan, dan bintang-bintang beredar dalam keteraturan Abadi manusia tahu apa itu Selaras ilmu Falak membantu manusia untuk mengatur kehidupannya lebih-lebih kehidupan politik menurut kesadaran alam semesta.

Unsur kedua dapat kita lihat berkaitan dengan penghayatan keselarasan yaitu hormat terhadap nenek moyang dengan menghormati nenek moyang manusia Tionghoa memasukkan diri ke dalam ikatan dengan mereka melalui zaman karena itu dalam kesadaran keseluruhan.

Unsur ketiga adalah kepercayaan bahwa di belakang segala kejadian alam raya terdapat dau jalan atau hukum dan sumber segala-galanya Daud itu tidak tertangkap oleh Nalar melainkan hanya dalam sama di setiap orang mempunyai daunnya adalah tugas kehidupannya untuk memenuhinya apabila ia menemukannya ia mencapai identitas dengan dirinya sendiri dan sekaligus berada dalam kontelasi tepat terhadap kekuatan-kekuatan alam raya di sini ketuhanan dihayati dalam keyakinan bahwa hidup setiap orang dapat menemukan tempatnya di alam raya yang betul yaitu dengan menemukan daun menentukan apa orang itu berhasil menjadi dirinya apabila Doi itu ditemukan ada juga yang mengatakan bahwa Daud tidak dapat dicapai tetapi selalu harus dicari ia sungguh-sungguh menatap dalam sebuah dimensi apapun yang terjadi.

Sesuatu kekhasan keempat religius adalah penghayatan segala-galanya dalam perspektifin dan yang Yen adalah pas prinsip keperempuan yang prinsip ke laki-lakian yang mewujudkan sikap aktif langit kekuatan yang sikap Pasif bumi kerelaan segala apa yang ada terdiri atas dua prinsip itu dua prinsip ini bersumber dalam Dao

5. Dualisme

(1) unsur-unsur dualistik terdapat dalam banyak agama di Tionghoa realitas dihayati sebagai terdiri atas prinsip yin dan yang menurut agama Mesir kuno bagian selatan diwakili oleh Dewa self bagian utara oleh Dewa porus religius babilon kuno ditentukan oleh dualisme antara langit dan bumi yang sepadan dengan dualisme antara laki-laki dan perempuan di mana Dewa apsu mewakili langit dan Dewa tiamat mewakili bumi.

Namun dualisme dalam artian sebenarnya adalah lebih tajam menurut dualisme ini realitas berdasarkan dua prinsip yang tidak tergantung satu sama lain yang juga tidak bersama-sama mewujudkan keselarasan seperti izin Dan yang melainkan saling berlawanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun