Kamu memang serandom ini. Aku menyimak.
"Karena itu orang Betawi tersingkir dari Jakarta. Orang mbilung tersingkir ke pedalaman, karena mula-mula mereka merasa nyaman dengan hidupnya. Asik dengan rumahnya, tapi tak menggali lagi."
"Jadi, kapan kita ke Bukit Siguntang?"
"Nggak."
"Lho?"
"Akhir pekan ini temani aku ke Benteng Kuto Besak."
Maka, kencan kedua, kita pergi ke Benteng Kuto Besak, memandangi Ampera yang mengangkangi Sungai Musi yang keruh. Kita tidak pernah melihat dengan mata kepala sendiri, bagaimana jembatan itu pernah terangkat setiap kali ada kapal-kapal besar lewat. Semua itu tinggal sejarah.
"Di balik sesuatu yang indah, ada hal yang menyakitkan," katamu saat kita asik meminum cuka di warung perahu di sisi sungai Musi.
"Maksudmu?"
"Ampera."
"Ampera?"