Cukup. Aku tak menyukai Neruda.
Tapi  kau terus membacanya. Lirik-lirik itu berdengung seperti suara lebah.  Menyengat. Penderitaan macam apa yang ingin kau sampaikan kepadaku, aku  tak peduli. Cinta bukan sebuah lelucon. Perasaan bukan mainan yang  begitu mudahnya bisa kembali. "Lale, hentikan!" Pertama kali aku  berteriak. Tanganku mengempaskan tubuhmu yang masih memelukku. Pelukan  itu terlepas. Dan kusaksikan kau mulai terlempar bebas ke medium kosong.  Sepersekian detik aku sadar, dan berusaha meraih tanganmu yang pernah  tak ingin kulepaskan.
Namun, jalan ke surga hanya perlu dua  langkah.  Langkah pertama, kau hanya perlu melewati pagar pembatas yang  tingginya tak sampai satu meter. Dan langkah selanjutnya, kau akan temui  hal-hal yang dibincangkan mengenai Malimbu. Laut yang begitu biru.  Ombak yang begitu deru. Dan aku tak tahu, mana di antara kita yang  memiliki tangis lebih haru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H