Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Malimbu

15 Maret 2018   14:27 Diperbarui: 17 Maret 2018   03:19 1126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Travelingyuk.com

"Salah."

"Lalu?"

"Madu. Dan mungkin ratu."

"Aku tak paham."

"Hari  ini kau boleh memanggilku Nuril." Dan jawaban tentang lebah tadi masih  mengambang di benakku. Begitu aku ingin menanyakannya kembali, kau  merebahkan kepalamu di punggungku. "Boleh aku begini, Fatih... untuk hari  ini saja?"

Matahari dan kau, seperti sepotong roti diolesi  mentega. Bayangan mulai berani memanjangkan tubuhnya. Pohon-pohon  kelapa, suara ombak, Senggigi dan kenangan tentang sate belayak kita  lewati satu per satu. "Nuril, aku ingin bilang sesuatu...." Aku harus  melakukan satu pengakuan.

"Aku tak ingin dengar bila itu menyakitkan..."

"Aku tak lagi sendiri, Nuril. Waktu membuatku memilih...."

Aku rasakan ada yang mulai membasahi punggungku. Aku harap itu setitik hujan yang tersesat, bukan air mata.

"Kau tak lagi mencintaiku?"

"Aku tak bisa tak mencintaimu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun