Beberapa teori ekonomi mendasari alasan dan tujuan dari privatisasi. Beberapa teori utama adalah:
a. Teori Efisiensi Pasar
Teori ini berpendapat bahwa sektor swasta lebih efisien daripada sektor publik dalam mengelola perusahaan. Swasta dianggap memiliki insentif yang lebih kuat untuk mengurangi biaya, meningkatkan produktivitas, dan berinovasi karena adanya persaingan pasar dan keinginan untuk meraih laba. Pemerintah, di sisi lain, seringkali menghadapi hambatan birokrasi dan kepentingan politik yang dapat mengurangi efisiensi operasional.
b. Teori Pengurangan Beban Fiskal
Privatisasi dapat digunakan sebagai alat untuk mengurangi beban fiskal pemerintah, terutama di negara-negara dengan utang publik yang tinggi. Dengan menjual perusahaan milik negara, pemerintah bisa memperoleh pendapatan yang dapat digunakan untuk mengurangi utang atau membiayai proyek-proyek lain tanpa harus meningkatkan pajak atau mengurangi belanja sosial.
c. Teori Pengurangan Birokrasi
Privatisasi sering dianggap sebagai solusi untuk mengurangi keterlibatan birokrasi dalam pengelolaan perusahaan. Proses privatisasi dapat membantu mengurangi pemborosan dan ketidakefisienan yang sering terjadi dalam sektor publik yang lebih terikat oleh aturan dan prosedur yang ketat.
d. Teori Kepercayaan dan Insentif
Privatisasi juga dapat dilihat sebagai cara untuk meningkatkan kepercayaan investor dan masyarakat terhadap perusahaan tersebut. Ketika perusahaan milik negara diubah menjadi perusahaan swasta, ada keyakinan bahwa sektor swasta memiliki insentif lebih besar untuk berinovasi dan meningkatkan kinerja. Keputusan untuk mendivestasi atau memprivatisasi aset publik memberi sinyal positif kepada pasar mengenai manajemen yang lebih efisien dan transparan.
3. Faktor yang Mendorong Privatisasi
Beberapa faktor yang mendorong kebijakan privatisasi antara lain: