Mohon tunggu...
Ponco Wulan
Ponco Wulan Mohon Tunggu... Guru - Pontjowulan Samarinda

Pontjowulan Kota Samarinda Kalimantan Timur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta dalam Diam yang Menyakitkan

21 Agustus 2024   16:18 Diperbarui: 21 Agustus 2024   16:20 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lia memegang tangan Maya. "Kita semua di sini untuk mendukungmu, Maya. Apa pun keputusanmu yang penting kamu bahagia." Malam itu setelah semua tamu pulang, Maya merenung di kamarnya. Kata-kata bijak dari orang tuanya memberikan pencerahan namun perasaannya masih campur aduk. Ia tahu bahwa keputusan ini tidak bisa diambil dengan tergesa-gesa.

Keesokan harinya suasana sedikit lebih tenang di kantor. Raka dan Andi berusaha untuk tetap profesional meskipun ada ketegangan yang tak terelakkan. Maya dengan bantuan Lia, mencoba untuk fokus pada pekerjaan dan membiarkan perasaannya menemukan jalan keluar sendiri.

**********

Waktu berlalu dan suatu hari, Maya mengajak Raka dan Andi untuk berbicara lagi. Mereka bertiga duduk di ruang rapat kosong, jauh dari pandangan rekan-rekan kantor lainnya. Maya menghela napas dalam-dalam sebelum berbicara. "Raka, Andi, aku menghargai perasaan kalian berdua. Aku telah memikirkan ini dengan matang dan aku ingin kita tetap bersahabat seperti sebelumnya. Aku butuh waktu untuk memahami perasaanku sendiri. Bisakah kalian memberiku waktu?"

Raka dan Andi saling menatap dan mengangguk. "Tentu, Maya. Kami akan menghormati apa pun keputusanmu," kata Raka. Andi menambahkan, "Kami hanya ingin yang terbaik untukmu. Apa pun yang membuatmu bahagia, kami akan mendukungnya."

Mereka bertiga berusaha untuk kembali ke rutinitas sehari-hari mereka, sambil memberi ruang bagi Maya untuk merenung. Sementara itu Lia tetap berada di samping mereka, memberikan dukungan dan dorongan. Hubungan mereka memang diuji tetapi mereka tahu bahwa dengan ketulusan dan pengertian, semuanya akan menemukan jalan keluarnya.

Pagi itu Maya menerima email dari seorang klien penting yang meminta revisi mendadak pada presentasi yang sudah disiapkan. Maya segera memanggil Raka dan Andi untuk berdiskusi. "Kita harus segera menyesuaikan presentasi ini. Klien menginginkan perubahan besar," katanya dengan nada cemas. Raka mengangguk dan membuka laptopnya lalu mulai bekerja. Andi yang duduk di seberangnya terlihat sedikit kesal. "Kenapa mereka selalu mengubah permintaan di saat-saat terakhir?" gumamnya dengan suara pelan.

Maya mencoba menenangkan situasi. "Kita harus bisa mengatasinya. Semua ini demi kesuksesan proyek kita." Beberapa jam kemudian di tengah diskusi yang intens, Raka dan Andi mulai berdebat tentang arah presentasi. Raka merasa bahwa analisis datanya harus menjadi fokus utama, sementara Andi lebih menekankan pada aspek kreatif dan visual.

"Kita perlu data yang kuat untuk meyakinkan klien," kata Raka dengan nada tegas.

"Tapi tanpa presentasi yang menarik, data saja tidak akan cukup. Klien ingin melihat sesuatu yang memukau," balas Andi, suaranya mulai meninggi. Maya yang berada di tengah-tengah mereka, merasakan tekanan semakin besar. "Tolong, kita perlu bekerja sama. Ini bukan saatnya untuk berdebat," katanya dengan suara lembut namun tegas.

Saat makan siang, Lia mengamati suasana yang tidak biasa. Ia melihat Raka dan Andi saling menghindari pandangan satu sama lain, sementara Maya terlihat cemas. "Apa yang terjadi?" tanya Lia saat mereka duduk di kantin. Maya menghela napas. "Raka dan Andi mulai berselisih pendapat. Aku khawatir ini akan mempengaruhi proyek kita."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun