Mohon tunggu...
Ponco Wulan
Ponco Wulan Mohon Tunggu... Guru - Pontjowulan Samarinda

Pontjowulan Kota Samarinda Kalimantan Timur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta dalam Diam yang Menyakitkan

21 Agustus 2024   16:18 Diperbarui: 21 Agustus 2024   16:20 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setelah pertemuan pertama dengan Arman, Maya merasa lebih tenang. Meskipun hatinya masih penuh dengan perasaan yang rumit, ia memutuskan untuk memberikan kesempatan kepada dirinya sendiri untuk mengenal Arman lebih baik.

Beberapa minggu berlalu, Maya dan Arman sering bertemu, baik untuk makan malam maupun sekadar berjalan-jalan di taman. Mereka menemukan banyak kesamaan dan Maya mulai merasa nyaman dengan Arman. Pak Santoso dan Ibu Ririn senang melihat perubahan positif pada Maya. Suatu malam mereka berbicara dengan Maya tentang masa depan. "Maya, bagaimana perasaanmu tentang Arman?" tanya Pak Santoso dengan lembut.

Maya tersenyum. "Aku merasa nyaman bersamanya, Ayah. Dia orang yang baik dan perhatian." Ibu Ririn tersenyum mendengar jawaban putrinya. "Kami senang mendengar itu, Nak. Kami sudah berbicara dengan keluarga Arman dan mereka juga merasa senang dengan hubungan kalian. Bagaimana kalau kita melangkah ke tahap berikutnya?"

Maya terkejut, tetapi juga merasa bahagia. "Maksud Ibu, lamaran?" Pak Santoso mengangguk. "Ya, Nak. Kami bisa mengatur pertemuan dengan keluarga Arman untuk membicarakan acara lamaran." Maya merasa sedikit gugup tetapi ia setuju. Beberapa hari kemudian, pertemuan antara kedua keluarga diatur di rumah Arman. Pak Santoso, Ibu Ririn, dan Maya tiba di rumah Arman dengan perasaan campur aduk. Mereka disambut hangat oleh Pak Imam dan Bu Yulia, orang tua Arman.

"Selamat datang, Pak Santoso, Bu Ririn. Silakan masuk," kata Pak Imam dengan ramah.

Mereka semua duduk di ruang tamu yang elegan dan suasana menjadi hangat dengan obrolan ringan. Setelah beberapa saat, Pak Imam memulai percakapan serius. "Kami sangat senang melihat Arman dan Maya bersama. Kami juga merasa senang melihat bahwa mereka memiliki banyak kesamaan dan saling melengkapi."

Pak Santoso mengangguk setuju. "Kami juga merasakan hal yang sama. Maya telah bercerita banyak tentang Arman dan kami melihat bahwa mereka saling menghargai dan mendukung." Bu Yulia tersenyum lembut. "Kami berharap hubungan ini bisa berlanjut ke jenjang yang lebih serius. Bagaimana menurut kalian tentang acara lamaran?"

Ibu Ririn menjawab dengan suara penuh kehangatan. "Kami setuju, Bu Yulia. Kami berpikir untuk mengadakan acara lamaran dalam waktu dekat. Bagaimana pendapat kalian tentang tanggal yang cocok?" Setelah berdiskusi, kedua keluarga sepakat untuk mengadakan acara lamaran pada akhir bulan ini. Mereka merencanakan detail acara dengan hati-hati dan memastikan bahwa semua pihak merasa nyaman serta bahagia.

Hari lamaran tiba dan suasana rumah Arman dipenuhi dengan dekorasi yang indah serta suasana yang hangat. Maya mengenakan kebaya cantik berwarna pastel, sementara Arman tampil gagah dengan baju tradisional. Kedua keluarga berkumpul, berbicara dengan penuh kehangatan dan saling mengenal lebih dalam.

Pak Santoso memulai acara dengan sebuah pidato yang penuh kebijaksanaan. "Kami sangat bahagia melihat Maya dan Arman bersama. Mereka adalah anak-anak yang luar biasa, kami berharap mereka bisa saling mendukung dan mencintai dalam perjalanan hidup mereka." Pak Imam menambahkan, "Kami juga merasa sangat terhormat bisa menjadi bagian dari keluarga ini. Kami berharap hubungan ini akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan bagi kedua belah pihak."

Setelah pidato, acara dilanjutkan dengan pertukaran cincin sebagai simbol janji mereka untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. Maya dan Arman saling menatap dengan penuh cinta dan harapan. Di tengah acara, Raka dan Andi hadir sebagai tamu undangan. Meskipun hati mereka masih penuh dengan perasaan yang rumit, mereka berusaha menunjukkan dukungan penuh kepada Maya. Mereka berbicara dengan Maya, memberikan ucapan selamat dan doa terbaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun