Mohon tunggu...
P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Sapta Perspektif Calon Pemimpin Bangsa

5 Januari 2024   23:28 Diperbarui: 5 Januari 2024   23:28 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sapta Perspektif Calon Pemimpin Bangsa/Dokumen Pribadi)

Bagaimana calon Presiden dan Wakil Presiden merespon tantangan global, seperti perubahan iklim dan konflik internasional, dengan mengedepankan kerja sama lintas agama dan menghormati kebhinekaan global untuk mencapai tujuan kemanusiaan yang bersama?

Tiga, Memiliki Integritas

Pernyataan bahwa seorang pemimpin harus memiliki integritas menyoroti pentingnya moralitas dan kejujuran dalam kepemimpinan. Integritas pemimpin bukan sekadar janji-janji politik semata, tetapi merupakan fondasi yang kokoh bagi kepercayaan masyarakat. Jika ada agenda tersembunyi di balik pengakuan tentang integritas pada saat kampanye, hal tersebut dapat dianggap sebagai pembohongan publik terstruktur yang menciderai integritas itu sendiri. Pemimpin yang terbukti melakukan pembohongan semacam itu seharusnya secara jujur membatalkan pencalonannya sebagai bentuk tanggung jawab moral. Dalam konteks filosofis, integritas pemimpin mengandung makna yang dalam, mencakup konsistensi moral dan kejujuran dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil.

Dalam pandangan filosofis, integritas pemimpin mencerminkan kesatuan antara nilai-nilai moral yang dianutnya dengan tindakan dan kebijakan yang diterapkannya. Integritas mengimplikasikan konsistensi moral yang tulus dan kohesif, di mana pemimpin tidak hanya berbicara tentang nilai-nilai moral, tetapi juga menghidupkannya dalam tindakan sehari-hari. Sebagaimana disampaikan oleh filosof Amerika Serikat, C.S. Lewis, "Integrity is doing the right thing, even when no one is watching." Integritas tidak hanya berkaitan dengan tindakan yang terlihat oleh publik, tetapi juga dengan integritas diri yang menggerakkan pemimpin untuk tetap konsisten dengan nilai-nilai yang diyakininya.

Dalam konteks hukum, Undang-Undang Dasar 1945 Indonesia, Pasal 31 Ayat (1), menegaskan bahwa "Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum atas dirinya dan hartanya." Ini menandakan pentingnya integritas dalam melindungi hak-hak warga negara, dan pemimpin memiliki tanggung jawab khusus dalam memastikan perlindungan tersebut. Di tingkat internasional, Mahatma Gandhi, tokoh pemimpin dan filosof asal India, menekankan, "Integrity is the most valuable and respected quality of leadership. Always keep your word."

Pemimpin yang memiliki integritas diakui sebagai figur yang dapat diandalkan dan dihormati oleh masyarakat. Oleh karena itu, jika ada indikasi pembohongan publik terstruktur terkait dengan integritas seorang pemimpin, tindakan membatalkan pencalonan menjadi langkah yang tidak hanya bermoral tetapi juga sesuai dengan nilai-nilai hukum dan filosofis yang mengedepankan kejujuran dan konsistensi moral dalam kepemimpinan. Dalam hal ini, pemimpin tidak hanya berbicara tentang integritas, tetapi juga mengambil tindakan nyata untuk mempertahankannya demi kepentingan bersama.

Pertanyaan kritis yang perlu diajukan:

  1. Bagaimana calon Presiden dan Wakil Presiden merinci rencana konkrit mereka untuk memastikan keberadaan integritas dalam pikiran dan perbuatan, tidak hanya dihadapan publik tetapi juga dalam ruang pribadi?

  2. Sejauh mana calon Presiden dan Wakil Presiden berkomitmen untuk memperkuat sistem pengawasan dan akuntabilitas guna mencegah dan menindak tindakan korupsi atau pelanggaran etika di pemerintahan?

  3. Apakah calon Presiden dan Wakil Presiden memiliki strategi untuk memperkuat independensi lembaga-lembaga pengawas, sehingga dapat menjaga integritas dalam pelaksanaan tugas mereka tanpa adanya intervensi politik?

  4. Bagaimana calon Presiden dan Wakil Presiden berencana untuk melibatkan masyarakat sipil dan media dalam pengawasan terhadap tindakan pemerintah, sebagai langkah untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas?

  5. Sejauh mana calon Presiden dan Wakil Presiden berkomitmen untuk memenuhi janji-janji kampanye mereka, sebagai bentuk konsistensi dalam berpikir dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang mereka anut?

  6. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    8. 8
    9. 9
    10. 10
    11. 11
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
    Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun