Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Alfred, Kurcaci yang Beruntung

26 Desember 2018   21:27 Diperbarui: 26 Desember 2018   22:30 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari https://www.pinterest.com

"Alfred? Oh tentu saja tidak, Tuan Santa. Alfred sudah resmi pensiun sejak hari ini," sahut Arthur.

"Pensiun?" Santa menatap tak percaya. "Sayang sekali. Kurcaci pembuat mainan terbaik itu meninggalkan istanaku."

Santa sedikit menunduk agar wajahnya lebih dekat dengan wajah Arthur. "Apa dia melakukan kesalahan besar, Arthur?" tanyanya dengan nada suara dikecilkan.

"Tidak, Tuan. Dia hanya ... Aku rasa dia memang sudah saatnya pensiun. Well, dia memang penuh semangat dan dedikasi, Tuan tapi ... akhir-akhir ini dia semakin sulit berkonsentrasi. Sekrup mainan sering tertukar, semakin sulit membedakan jenis-jenis kayu, tangannya semakin lemah, sulit mengingat instruksi warna cat dan masih banyak lagi. Lagipula dia sekarang sudah berusia 132 tahun, Tuan."

Santa pun mengangguk-angguk paham. "Pertanyaan berikutnya. Apa aku sudah menandatangani surat pensiunnya?"

Arthur berpaling kepada Walt, diikuti oleh Santa.

"Ya, Tuan," Walt menjawab sambil mengangguk mantap. "Anda sudah menandatanganinya satu minggu lalu dan ... dua hari lalu aku melakukan disposisi suratnya ke Arthur."

"Oh..." Santa tertegun beberapa saat. Lalu tersenyum kembali ke arah Walt dan Arthur. "Baiklah, Arthur. Kerja keras kalian luar biasa. Sekarang kembalilah bekerja dan pastikan semua mainan dikemas dengan baik."

"Baik, Tuan Santa."

"Kita kembali ke ruang kerjaku, Walt. Sebentar mintalah Aubrey membuatkanku secangkir cokelat panas."

Setelah itu mereka kembali memasuki lift.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun