“Bukan aku, Anna. Bukan aku. Sejak mengetahui siapa kamu sebenarnya, Nugie semakin… semakin gila. Dia masih mencintaimu. Tapi di saat yang sama dia juga ingin segera menyingkirkanmu, satu-satunya penghalang atas obsesi besarnya.”
Ran meletakkan senjata revolver-nya perlahan di atas salah satu rak di sisi kananya, lalu mengusap wajahnya seolah ingin membuang semua masalah dari situ jauh-jauh. Mengapa Ran jadi terlihat melankolis begini?
“Obsesinya atau obsesi kalian berdua?” tanyaku ketus.
Ran memicingkan mata,
“Aku tahu cepat atau lambat kamu akan mengetahuinya… Sepertinya aku memang harus melakukan tugasku sekarang…,”
Hatiku berdesir
“Mengapa bukan Nugie yang langsung berhadapan denganku?”
Ran tersenyum “Dia terlalu rapuh untuk melakukannya. Kamu tahu, bagaimanapun juga, dia mencintaimu, Anna. Sebenarnya…….. kamu juga pernah jadi orang yang mengisi ruang hati ini. Tapi aku jauh lebih tegar dari Nugie. ”
Aku ikut tersenyum. Sinis.
“…Aku tidak percaya cinta lagi saat ini. Juga mungkin, tidak akan percaya pada siapapun lagi.”
“Benar. Bahkan kamu juga jangan percaya Mr. J.”