Tapi entah mengapa kali ini aku merasa cukup nyaman dengan perlakuan para perawat. Waktu pada jam dinding yang tergantung di sudut kamar telah menunjukkan pukul 03.30. Dari pencahayaan kuat yang muncul di balik jendela teralis, aku yakin saat ini hari menjelang petang.
Pintu kamar terbuka, dan wajah hangat seorang pria hadir disitu.
“Anna, kamu sudah sadar?”
Ada dorongan yang membuatku menyunggingkan senyum. Tergopoh-gopoh dia mendekat dan menggenggam tanganku.
“Kamu baik-baik saja?”
Aku mengangguk lemah.
“Oh ya. Aku tinggal sebentar, ya. Dr. Jalal berpesan aku harus segera memanggilnya begitu kamu siuman… Hari ini kamu telah melewati sesi terapi yang panjang dan melelahkan, Anna. Tapi…. dr. Jalal bilang progress hari ini cukup bagus….”
Tanpa menunggu jawabanku lagi, pria itu bergegas keluar kamar.
Suara saksofon Kenny G kembali mengusik perhatianku. Sepertinya musik favoritku itu hadir dari handphone yang diletakkan di atas meja.
Aku memejamkan kembali kedua mataku. Memang rasanya aku benar-benar kelelahan saat ini. Pria berwajah hangat itu….. Baiklah, aku akan mencoba menyusun puzzle kecil di pikiranku, puzzle berisi nama pria berwajah hangat itu.
___________________________________