Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Narasi Gizi Anak-anak Asmat

18 Februari 2019   13:34 Diperbarui: 18 Februari 2019   16:44 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondisi demikian tidak akan terjadi kalau mereka memiliki pendidikan memadai. Apabila mereka memiliki pendidikan, pengetahuan dan keterampilan hidup, mereka akan mengelola hidup keluarga mereka berdasarkan konsep kesehatan formal. 

Mereka juga akan mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat. Minimnya tingkat pendidikan pada masyarkat kampung telah menyumbang hampir seluruh permasalahan kesehatan yang dialami masyarakat, termasuk gizi buruk pada anak Balita di Asmat.

Untuk memutus mata rantai gizi buruk anak Balita di Asmat, termasuk berbagai penyakit lainnya, sejak saat ini, harus ada kebijakan kampung wajib sekolah. 

Semua anak di kampung harus bersekolah. Harapannya, sepuluh sampai lima belas tahun ke depan, generasi baru Asmat yang berpendidikan bisa melahirkan dan merawat anak-anak berdasarkan standar kesehatan formal sehingga kasus-kasus gizi buruk pada Balita tidak terulang lagi seperti yang terjadi pada saat ini. 

***

Berhadapan dengan kompleksitas tantangan dalam mengatasi permasalahan gizi anak-anak Asmat apa yang bisa dilakukan? Berdasarkan observasi dan pengalaman perjumpaan dengan orang Asmat di kampung-kampung, saya menemukan tiga hal yang mendesak untuk dilakukan yaitu 1) Perkuat Kader Posyandu di setiap kampung; 2) Mendorong pemerintahan kampung untuk memperhatikan gizi ibu hamil dan anak Balita; 3) Melibatkan tokoh Adat dan Gereja (Pastor/Pendeta) dalam usaha perbaikan gizi ibu hamil dan anak Balita.

Perkuat Kader Posyandu
Di Asmat, Puskesmas menyelenggarakan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) kesehatan ke setiap kampung. Posyandu dilaksanakan satu kali setiap bulan. 

Pada setiap kesempatan Posyandu, petugas kesehatan dari Puskesmas bekerja sama dengan petugas kesehatan kampung, termasuk kader Posyandu melayani masyarakat yang sedang sakit atau yang hendak memeriksakan kesehatannya.

Kepala Puskesmas, berdasarkan rekomendasi kepala kampung telah mengangkat kader Posyandu. Para kader Posyandu mendapatkan honor dari Puskesmas. 

Kehadiran kader Posyandu diharapkan membantu petugas kesehatan Puskesmas, baik bidan maupun perawat yang ditempatkan di kampung dalam pelayanan kesehatan. Kader Posyandu menjadi rekan kerja petugas kesehatan di kampung.

Dalam konteks Asmat, kader Posyandu menjadi juru kunci sukses pelayanan kesehatan di kampung. Alasannya, kader  Posyandu adalah orang kampung. Dia berbicara pakai bahasa lokal. Masyarakat mengerti apa yang disampaikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun