“Dari dalam ruang kekejaman Ratu”
“Apa, betulkah? Coba aku lihat permata itu,” ucap sang ratu sambil menyodorkan tangannya.
“Betul Ratu, silahkan ratu lihat-lihat saja permata ini,” jawab AA sambil menyerahkan permata itu ke tangan Ratu Selsa. Ratu Selsa membolak-balik dan meneliti permata itu dengan teliti.
“Hebat kamu AA, ini batu permata asli. Aku jadi penasaran, sebenarnya apa yang ada di dalam ruang kekejaman itu, coba jelaskan padaku”
“Di dalam ruang kekejaman, saya menemukan banyak sekali binatang buas. Salah satunya adalah buaya putih. Sewaktu saya melongok ke dalam, tiba-tiba dia menyambar kepala saya. Namun dengan sigap saya mengelak sambil menendang giginya hingga lepas dari rahangnya. Gigi itu terpental keluar, cepat-cepat saya keluar dari ruang itu. Tadinya saya ingin membuktikan saja, benarkah bahwa ruang kekejaman itu sangat kejam. Ternyata benar adanya,” jawab AA sambil terdiam sejenak.
“Lalu, mengenai batu permata itu?” kejar Ratu Selsa penasaran akan cerita AA.
“Ketika saya hendak keluar, saya melihat gigi buaya itu tergeletak dekat pintu. Karena bercahaya, saya jadi penasaran. Maka saya ambil gigi itu. Setelah saya teliti, ternyata gigi buaya itu permata seperti yang Ratu lihat sekarang,” jawab AA.
“Ah kamu bohong, mana ada gigi buaya terbuat dari permata,” damprat sang ratu.
“Saya tidak membohong Ratu, kalau Ratu tidak percaya silahkan lihat sendiri”
“Nanti saya celaka, dimakan oleh buaya itu”
“Disini banyak prajurit yang mengawal, tentunya sebelum buaya itu menerkam Ratu, mereka akan melindungi Ratu”