Ketika tiba di hadapan wanita itu, iapun terpesona. Jatuh cinta pada pandangan pertama! Olala… syuit .. syuit… Tak sedikitpun pandangannya berpaling dari wanita itu beberapa saat lamanya. Hingga ia tersadar ketika ada suara lembut halus menyapanya. “Akang, ada apa, kok mandangin Eneng seperti begitu?” AA pun tersadar dari kekagumannya.
“Anu… anu .. Neng. Akang teh lagi mencari ikan, buat makan siang nanti,” jawab AA sambil tersenyum. Sebuah senyum yang langka datang dari mulut AA. Hanya segelintir orang yang bisa melihat senyum AA, saking susahnya.
“Oooh… Akang lagi nyari ikan. Yah atuh sok, silahkan. Tuh banyak ikan di sungai, sekalian kalau udah dapat, nanti Eneng dibagi yah,” ucap perempuan itu sambil menunjuk ke sungai di bawah kakinya.
“Demi Eneng, siaplah,” ucap AA merasa mendapat angin, dengan sigap turun ke sungai. Celingak-celinguk sebentar sambil mengambil anak panah dari tempatnya. Demi dilihat ada ikan besar yang lewat, secepat kilat dengan ilmunya yang sudah sangat tinggi dipanahnya ikan itu. Seeeet, terdengar suara anak panah membelah angin terdengar begitu keras, saking besarnya tenaga yang dikeluarkan AA. Hal ini AA lakukan selain untuk membunuh ikan, juga sekalian pamer kekuatan kepada perempuan yang ada di sampingnya. Memang tidak salah apa yang dilakukan AA, karena perempuan itu begitu terpukau dengan kelakuannya hingga membuat ia semakin menjadi-jadi.
“Aduh si Akang teh hebat, sekali panah ikan langsung didapat,” terdengar si perempuan itu berseru demi melihat ikan tertembus anak panah yang dilepaskan oleh AA sambil tepuk tangan.
“Ah ini belum seberapa Neng, masih ada keahlian Akang lain yang belum Eneng lihat,” sombong AA sambil mesam-mesem dan hidungnya kembang kempis merasa bangga dipuji.
“Oh yah? boleh dong Eneng melihat ilmu Akang yang lainnya?” tanya perempuan itu sambil tersenyum manis.
“Boleh..boleh… untuk Eneng, Akang pasti menunjukkannya, tapi nanti yah” jawab AA sambil mengambil ikan yang mengambang di air hasil memanah. Diambilnya rumput tali yang ada dipinggir sungai, kemudian ia masukkan rumput itu ke dalam rahang ikan dan menalikannya.
“Neng, pegangin dulu yah, Akang mau nyari lagih yang lain,” ucap AA sambil menyerahkan tali rumput yang menggantung ikan kepada perempuan itu.
“Baik, Akang,” tukas perempuan itu sambil menerima tali yang disodorkan oleh AA. Entah sengaja atau tidak, tangan halus putih itu memegang tangan AA. Hal ini membuat AA panas dingin dan badannya bergetar, tampak wajahnya memerah.
“Kenapa Akang wajahnya merah begitu?” tanya perempuan itu dengan polosnya.