Mohon tunggu...
Falahul Firdaus Adika Putri
Falahul Firdaus Adika Putri Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku dan Perang Obor

6 Mei 2023   14:46 Diperbarui: 6 Mei 2023   14:55 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setelah melihat-lihat cara pembuatan tenun, aku dan kakekku pulang. Hari sudah mulai gelap karena sang baskara terus menenggelamkan dirinya bersama bena ditengah laut. Seketika membuatku teringat dengan senja di pantai. "Kek mampir pantai yuk, Kek!" Ucapku menunduk takut kakekku menolak ajakanku.

"Tau aja, kakek emang mau ngajak kamu ke pantai untuk lihat matahari tenggelam di laut." Balas kakekku yang membuat wajahku berseri.

Aku dan kakekku memang sangat menyukai senja, sehingga setiap kali aku datang ke sini pasti akan diajak ke pantai kala sore hari untuk melihat senja bersama. Sesampainya di sana aku duduk disalah satu kursi-kursi yang berada di bibir pantai. Hanyut dengan keindahan langit yang merona dan angin sepoi-sepoi yang terus menggoda kulit, hingga membuatku tak sadar jika sang baskara benar-benar pergi dan tergantikan oleh sang indurasmi.

Keesokan harinya...

Sholat subuh baru saja dilakukan secara berjamaah. Rumah kakekku sudah ramai orang yang mempersiapkan beberapa kebutuhan untuk acara nanti malam. Aku yang tidak tau apa-apa hanya melihat dari kejauhan. Tiba-tiba seseorang datang menghampiriku sambil menepuk pundakku. "Gilang." Panggilnya.

Nabila, dia lah yang memanggilku. Salah satu sepupu perempuanku yang paling menyebalkan. "Kamu kapan kesininya?" Tanyanya.

"Kemarin." Jawabku acuh.

"Ohh...iya, nanti malam kamu pasti gak ikutan perang obor, kan?" Tebaknya.

"Sok tau." Balasku sinis.

"Bukan sok tau, tapi emang kenyataannya kayak gitu. Kamu kan takut banget sama yang berbau api, gara-gara dulu pernah jatuh dilubang pembakaran sampah. Hahaha...Gilang-Gilang lucu banget deh kalau inget." Ejek Nabila dengan terus menertawaiku.

Aku pun beranjak dari tempatku, berjalan menuju ruang televisi dan menyalakan benda berbentuk persegi panjang itu. Tiba-tiba kakek datang menghampiriku. "Gilang gak mau gabung sama sepupu-sepupu Gilang yang lain?" Tanya kakek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun