Mohon tunggu...
Pasya Firmansyah
Pasya Firmansyah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Life Must Fight

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pertemuan

17 Oktober 2011   07:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:51 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Ya. Iya-lah.
Ngomong-ngomong ko itu suara klakson motornya kayak gitu, sih!”.

“Salah, ya. Ini
itu sengaja di pasang, supaya lebih kedengaran!”.

“Emang
kedengaran, ya. Suaranya kayak tukang roti di depan rumah gue?!”.

“Udah, deh
jangan berisik. Nanti kalau mogok gimana?”.

“Kalau mogok,
gue turun dan loe gue tinggalin di tengah jalan”.

Jam
pun berlalu begitu cepatnya. Aku dan dia telah sampai di sebuah pusat
perbelanjaan mewah. Bersamanya aku melangkah pasti memasuki pelataran sebuah
Mall mewah. Sinar cahaya milik kaca-kaca bersih mengkilap mengenai wajah kita
berdua, hingga nampak seperti sebuah kaca rias. Wajah kita berdua sudah mirip dengan pemain
lenong, yang di penuhi make-up tebal
dari kotoran jalanan. Satu-satunya cara yang paling ampuh untuk menghilangkan
segala kotoran ini adalah dengan mencari cara pergi ke toilet.

“Sorry, kita
tunggu dulu sebentar ya disini?”

Di
sebuah kedai kopibersamanya aku
duduk. Segelas susu coklat terlihat sangat menggiurkan. Dan dia hanya memesan
segelas jus melon dengan taburan susu. Topik pembicaraan pembuka adalah
berkisar tentang pekerjaan. Ku ceritakan semua hal yang kukerjakan. Hingga
sampai pembicaraan pun terputus oleh panggilan dari saudaranya yang tengah
menanti di lain tempat.

Rumah
makan khas Malaysia, di tempat ini sudah duduk
dua orang wanita baya dan seorang laki-laki bertubuh gemuk, berkulit
hitam legam, yang berada tepat di tengah-tengah. Dalam hati aku terus bergumam,

“Wah. Udah kayak
terdakwa, aja nih?!”

Sosok seorang
laki-laki bertubuh gemuk terus saja melancarkan beberapa serangkaian pertanyaan
yang menyudutkan.Sebuah pertanyaan yang
mengukur seberapa besar materi yang dimiliki untuk masa depan kelak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun