4. Risiko dan implikasi kebijakan
Impor vs produksi lokal. Mengandalkan impor dapat menekan petani lokal, sementara mencoba memenuhi seluruh kebutuhan dari produksi lokal tanpa persiapan yang memadai bisa menyebabkan kenaikan harga dan gangguan pasokan; diversifikasi pangan. Penting untuk mempertimbangkan diversifikasi pangan lokal, seperti menggunakan sorgum dan kelor di daerah yang tidak memproduksi beras, untuk memastikan ketahanan pangan yang lebih baik; kestabilan harga. Jika program ini dijalankan dengan bahan pangan lokal tetapi suplainya terbatas, hukum supply and demand akan berlaku dan bisa menyebabkan kenaikan harga pangan.
Empat Sehat Lima Sempurna
Kritik terhadap program makan siang gratis yang mengacu pada komposisi "Empat Sehat Lima Sempurna" dari berbagai pakar, termasuk Olivia Herlinda dari CISDI, menyoroti sejumlah persoalan mendasar yang perlu dipertimbangkan dengan cermat dalam perumusan dan implementasi program tsb.
Beberapa poin penting yang harus diperhatikan.
1. Relevansi konsep gizi
Perubahan konsep gizi. Konsep "Empat Sehat Lima Sempurna" yang menekankan pada konsumsi nasi, lauk, sayur, buah, dan susu sebagai penyempurna, telah dianggap tidak relevan oleh Kementerian Kesehatan dan digantikan dengan pedoman gizi seimbang. Pedoman ini menekankan pada asupan zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, bukan hanya berdasarkan jenis makanan tertentu; peran susu. Dalam pedoman gizi seimbang, susu tidak dianggap sebagai komponen yang harus ada karena protein dan kalsium yang dikandungnya dapat diperoleh dari sumber lain. Ini penting mengingat banyak masyarakat Indonesia yang lactose intolerant dan tingginya kandungan gula dalam produk susu kemasan.
2. Kualitas dan komposisi nutrisi
Produk kemasan dan pangan olahan. Ada kekhawatiran program ini akan menjadi ajang penyaluran produk kemasan dan pangan olahan yang mungkin tidak memperhatikan kebutuhan gizi dan kadar nutrisi yang tepat. Ini bisa mengarah pada masalah kesehatan baru jika tidak dikendalikan dengan baik; keseimbangan nutrisi. Program ini harus memastikan makanan yang disediakan mengandung nutrisi yang seimbang sesuai dengan pedoman gizi seimbang, bukan hanya mengikuti pola lama yang mungkin tidak relevan.
3. Kompleksitas pelaksanaan
Implementasi yang kompleks. Pelaksanaan program makan siang gratis skala nasional sangat kompleks dan memerlukan koordinasi lintas sektor. Ini melibatkan isu-isu kemiskinan, pendidikan, sanitasi, dan kedaulatan pangan, yang semuanya saling terkait; risiko korupsi. Dengan anggaran besar yang terlibat, ada risiko korupsi yang tinggi. Pengawasan dan transparansi sangat penting untuk memastikan dana digunakan sesuai tujuan.