Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Batalkan atau Wujudkan Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran

6 Juni 2024   17:52 Diperbarui: 6 Juni 2024   17:52 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran. Foto : Aristya Rahadian via cnbcindonesia.com/news

Batalkan atau Wujudkan Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran

Program makan siang gratis yang diusung oleh Presiden dan Wapres Terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka adalah inisiatif yang ambisius dan bertujuan mulia untuk menyediakan makan siang gratis kepada 80 juta penerima.

Untuk memastikan program ini bisa diwujudkan tanpa bergantung pada impor bahan pangan, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan.

1. Produksi pangan lokal

Indonesia memiliki potensi besar dalam sektor pertanian, namun saat ini masih terdapat banyak tantangan yang harus diatasi seperti peningkatan produksi. Meningkatkan kapasitas produksi pangan lokal adalah langkah pertama yang harus diambil. Ini bisa dilakukan melalui peningkatan teknologi pertanian, pemanfaatan lahan pertanian yang lebih efisien, dan pemberian dukungan kepada petani dalam bentuk subsidi dan akses terhadap benih dan pupuk berkualitas; diversifikasi pangan. Menggalakkan diversifikasi produk pertanian sehingga tidak hanya fokus pada satu jenis komoditas tertentu. Misalnya, selain beras, mendorong produksi jagung, kedelai, dan komoditas lainnya yang juga bisa digunakan sebagai bahan pangan untuk program makan siang.


2. Infrastruktur dan distribusi

Pengembangan infrastruktur. Memperbaiki infrastruktur pertanian dan transportasi untuk memastikan hasil pertanian bisa sampai ke konsumen dengan cepat dan dalam kondisi baik; logistik dan distribusi. Membangun sistem logistik yang efisien untuk mendistribusikan bahan pangan dari petani ke dapur-dapur yang akan menyediakan makan siang gratis. Ini termasuk pengelolaan gudang, transportasi, dan jaringan distribusi.

3. Kebijakan pemerintah dan dukungan

Kebijakan dan Insentif. Pemerintah harus menyediakan kebijakan yang mendukung petani lokal, seperti pemberian insentif, subsidi, dan akses terhadap pasar yang lebih luas; pelatihan dan pendidikan. Memberikan pelatihan dan edukasi kepada petani tentang praktik pertanian modern yang dapat meningkatkan hasil panen dan keberlanjutan.

4. Kemitraan dengan swasta

Kolaborasi dengan swasta, Mendorong kerjasama dengan sektor swasta untuk investasi di sektor pertanian, termasuk teknologi pertanian, pemrosesan hasil pertanian, dan pemasaran.

5. Pengawasan dan evaluasi

Monitoring dan evaluasi. Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap program ini untuk memastikan target produksi dan distribusi tercapai tanpa harus mengimpor bahan pangan.

Rp 450 triliun

Sejauh ini, TKN Prabowo Gibran memperhitungkan program ini membutuhkan anggaran sekitar Rp 450 triliun untuk berjalan penuh pada 2029.

Pelaksanaan program makan siang gratis dengan skala sebesar yang direncanakan tsb memerlukan perhatian pada berbagai aspek untuk memastikan keberhasilannya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan menurut para pakar :

1. Ketersediaan dan ketahanan pangan

Produksi lokal. Mengintensifkan produksi lokal untuk memastikan ketersediaan bahan pangan yang cukup. Perlu ada investasi besar dalam teknologi pertanian, infrastruktur, dan pelatihan petani; cadangan pangan. Menyediakan cadangan pangan yang cukup untuk mengantisipasi fluktuasi produksi akibat faktor cuaca, hama, dan bencana alam.

2. Logistik dan distribusi

Rantai pasok yang efisien. Membangun sistem rantai pasok yang efisien dari petani ke konsumen akhir. Ini melibatkan pengelolaan logistik, distribusi, dan penyimpanan yang baik; infrastruktur transportasi. Memperbaiki infrastruktur transportasi untuk memastikan distribusi pangan yang cepat dan aman ke seluruh pelosok negeri.

3. Pembiayaan dan anggaran

Sumber pendanaan. Memastikan anggaran yang diperlukan dapat dipenuhi. Ini bisa melibatkan kombinasi dari APBN, APBD, dan mungkin juga dana dari sektor swasta atau bantuan internasional; efisiensi pengeluaran. Mengelola anggaran secara efisien untuk menghindari pemborosan dan memastikan setiap rupiah digunakan untuk mencapai tujuan program.

4. Regulasi dan kebijakan

Kebijakan pendukung. Menetapkan kebijakan yang mendukung program ini, termasuk regulasi yang mempermudah distribusi, subsidi untuk petani, dan insentif untuk produksi lokal; keamanan pangan. Menetapkan standar keamanan pangan yang ketat untuk memastikan makanan yang disediakan aman dan bergizi.

5. Kolaborasi antar lembaga

Kemitraan Sstrategis. Membangun kemitraan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, sektor swasta, dan organisasi non-pemerintah untuk mendukung pelaksanaan program; koordinasi dan komunikasi. Memastikan koordinasi yang baik antara semua pihak yang terlibat dalam program ini.

6. Monitoring dan evaluasi

Sistem pemantauan. Mengembangkan sistem pemantauan dan evaluasi yang kuat untuk memastikan program berjalan sesuai rencana dan mencapai target yang ditetapkan; pelaporan berkala. Membuat laporan berkala untuk menilai kemajuan dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan.

7. Partisipasi dan sosialisasi

Keterlibatan masyarakat. Melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan program untuk memastikan dukungan dan partisipasi aktif; sosialisasi program. Melakukan sosialisasi yang intensif agar masyarakat memahami manfaat program dan cara berpartisipasi.

8. Keberlanjutan lingkungan

Pertanian berkelanjutan. Mendorong praktik pertanian yang berkelanjutan untuk memastikan peningkatan produksi pangan tidak merusak lingkungan; manajemen sumberdaya alam. Mengelola sumberdaya alam secara bijaksana untuk memastikan ketersediaan jangka panjang.

Program makan siang gratis yang diusung oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming memang ambisius dan dirancang untuk memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.

Tantangan serius

Beberapa tantangan dan pertimbangan serius terkait beban anggaran dan dampak ekonomi yang harus diperhatikan.

1. Beban anggaran dan ruang fiskal

Anggaran besar. Pada tahap awal, program ini memerlukan Rp 100 triliun-Rp 120 triliun, dengan Rp 50 triliun-Rp 60 triliun diharapkan berasal dari APBN. Pada saat berjalan penuh, program ini akan membutuhkan Rp 450 triliun, setara dengan 13,5% dari APBN 2024. Ini menunjukkan beban anggaran yang sangat besar; ruang fiskal terbatas. Dengan defisit APBN 2023 sebesar Rp 347,6 triliun dan rasio utang terhadap PDB yang sudah mencapai 38%, ruang fiskal pemerintah sangat terbatas. Menambah program besar seperti ini akan mempersempit ruang fiskal lebih lanjut.

2. Sumber pendanaan alternatif

BUMDes, UMKM, dan Koperasi. Konsolidasi BUMDes, UMKM, dan koperasi untuk rantai pasok memang baik dalam jangka panjang, tetapi memerlukan waktu dan investasi untuk mencapai efisiensi yang diharapkan; utang dan pencetakan uang. Menambah utang akan meningkatkan beban utang jangka panjang, sementara mencetak lebih banyak uang dapat memicu inflasi, yang berdampak negatif pada ekonomi.

3. Prioritas anggaran

Persaingan dengan program lain. Anggaran besar untuk makan siang gratis dapat mengurangi alokasi untuk program lain seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Anggaran pendidikan yang sudah mencapai 20% dari APBN masih belum cukup untuk menyelesaikan masalah pendidikan di Indonesia; efek ganda pada ekonomi. Program konsumtif seperti ini memberikan manfaat langsung namun mungkin tidak memberikan efek ganda yang signifikan pada perekonomian. Investasi dalam pendidikan dan penciptaan lapangan kerja dapat memberikan dampak jangka panjang yang lebih baik.

4. Risiko jangka panjang

Keberlanjutan fiskal. Dengan beban anggaran yang besar, keberlanjutan fiskal menjadi pertanyaan. Jika program ini dibiayai sepenuhnya oleh APBN, akan ada tekanan besar pada anggaran, membatasi kemampuan pemerintah untuk mengelola keuangan negara dengan fleksibilitas; inflasi dan kenaikan biaya hidup. Mengalihkan subsidi BBM untuk mendanai program ini perlu dilakukan dengan hati-hati karena bisa memicu inflasi dan kenaikan biaya hidup.

5. Alternatif dan solusi

Peningkatan rasio pajak. Meningkatkan rasio pajak memang bisa menambah ruang fiskal, tetapi ini bukan solusi jangka pendek dan memerlukan reformasi pajak yang menyeluruh; Investasi di sektor produktif. Mengarahkan dana sebesar Rp 120 triliun hingga Rp 450 triliun ke sektor pendidikan, pelatihan vokasi, dan penciptaan lapangan kerja bisa memberikan hasil jangka panjang yang lebih baik dan berkelanjutan.

Klaim bahwa program makan siang gratis dapat sepenuhnya "menyerap produksi pangan dari petani lokal" tanpa bergantung pada impor adalah ambisius dan memerlukan analisis yang realistis berdasarkan data dan kondisi terkini sektor pertanian Indonesia.

Beberapa poin penting yang perlu diperhatikan :

1. Kapasitas produksi pangan saat ini

Beras. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produksi beras Indonesia pada 2023 adalah 30,89 juta ton, sementara konsumsi mencapai 35,3 juta ton. Ini menunjukkan defisit yang signifikan yang memerlukan impor untuk menutupinya; daging sapi. Hampir setengah dari kebutuhan daging sapi nasional dipenuhi melalui impor. Dengan kebutuhan program sebesar 500.000 ton per tahun, ketergantungan pada impor akan sulit dihindari tanpa peningkatan signifikan dalam produksi lokal; Susu. Produksi susu dalam negeri hanya memenuhi 20% dari kebutuhan nasional, yang mencapai 4,4 juta ton pada 2022. Ini menunjukkan ketergantungan yang sangat tinggi pada impor; Ikan. Meskipun Indonesia memiliki potensi besar di sektor perikanan, produksi ikan juga perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan program yang besar.

2. Tantangan di sektor pertanian

Penurunan jumlah petani. Jumlah petani di Indonesia terus berkurang, dari 31,27 juta pada 2013 menjadi 29,36 juta pada 2023. Selain itu, jumlah petani gurem yang memiliki lahan kurang dari 0,5 hektar justru meningkat; produktivitas rendah. Produktivitas pertanian masih rendah, dengan banyak petani yang bekerja di lahan kecil dan menggunakan metode pertanian tradisional; perubahan iklim dan lonjakan biaya produksi. Sektor pertanian menghadapi tantangan dari perubahan iklim, kekeringan, dan situasi global yang menyebabkan lonjakan biaya produksi.

3. Program peningkatan produksi

Perluasan program pertanian. Untuk mendukung klaim kemandirian pangan, diperlukan program peningkatan produksi yang komprehensif dan berkelanjutan. Ini termasuk investasi dalam teknologi pertanian, infrastruktur, pelatihan petani, dan penyediaan akses ke pasar; infrastruktur dan rantai pasok. Membangun infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung produksi dan distribusi pangan lokal sangat penting. Tanpa infrastruktur yang baik, rantai pasok yang efisien sulit dicapai.

4. Risiko dan implikasi kebijakan

Impor vs produksi lokal. Mengandalkan impor dapat menekan petani lokal, sementara mencoba memenuhi seluruh kebutuhan dari produksi lokal tanpa persiapan yang memadai bisa menyebabkan kenaikan harga dan gangguan pasokan; diversifikasi pangan. Penting untuk mempertimbangkan diversifikasi pangan lokal, seperti menggunakan sorgum dan kelor di daerah yang tidak memproduksi beras, untuk memastikan ketahanan pangan yang lebih baik; kestabilan harga. Jika program ini dijalankan dengan bahan pangan lokal tetapi suplainya terbatas, hukum supply and demand akan berlaku dan bisa menyebabkan kenaikan harga pangan.

Empat Sehat Lima Sempurna

Kritik terhadap program makan siang gratis yang mengacu pada komposisi "Empat Sehat Lima Sempurna" dari berbagai pakar, termasuk Olivia Herlinda dari CISDI, menyoroti sejumlah persoalan mendasar yang perlu dipertimbangkan dengan cermat dalam perumusan dan implementasi program tsb.

Beberapa poin penting yang harus diperhatikan.

1. Relevansi konsep gizi

Perubahan konsep gizi. Konsep "Empat Sehat Lima Sempurna" yang menekankan pada konsumsi nasi, lauk, sayur, buah, dan susu sebagai penyempurna, telah dianggap tidak relevan oleh Kementerian Kesehatan dan digantikan dengan pedoman gizi seimbang. Pedoman ini menekankan pada asupan zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, bukan hanya berdasarkan jenis makanan tertentu; peran susu. Dalam pedoman gizi seimbang, susu tidak dianggap sebagai komponen yang harus ada karena protein dan kalsium yang dikandungnya dapat diperoleh dari sumber lain. Ini penting mengingat banyak masyarakat Indonesia yang lactose intolerant dan tingginya kandungan gula dalam produk susu kemasan.

2. Kualitas dan komposisi nutrisi

Produk kemasan dan pangan olahan. Ada kekhawatiran program ini akan menjadi ajang penyaluran produk kemasan dan pangan olahan yang mungkin tidak memperhatikan kebutuhan gizi dan kadar nutrisi yang tepat. Ini bisa mengarah pada masalah kesehatan baru jika tidak dikendalikan dengan baik; keseimbangan nutrisi. Program ini harus memastikan makanan yang disediakan mengandung nutrisi yang seimbang sesuai dengan pedoman gizi seimbang, bukan hanya mengikuti pola lama yang mungkin tidak relevan.

3. Kompleksitas pelaksanaan

Implementasi yang kompleks. Pelaksanaan program makan siang gratis skala nasional sangat kompleks dan memerlukan koordinasi lintas sektor. Ini melibatkan isu-isu kemiskinan, pendidikan, sanitasi, dan kedaulatan pangan, yang semuanya saling terkait; risiko korupsi. Dengan anggaran besar yang terlibat, ada risiko korupsi yang tinggi. Pengawasan dan transparansi sangat penting untuk memastikan dana digunakan sesuai tujuan.

4. Pendekatan lintas sektor

Pendekatan terpadu. Isu gizi memerlukan penyelesaian yang terpadu dan berkelanjutan, tidak bisa diselesaikan hanya dengan program makan siang gratis. Ini memerlukan intervensi di berbagai sektor termasuk pendidikan, kesehatan, dan pertanian; kemandirian dan keberlanjutan. Program harus dirancang untuk mendorong kemandirian dan keberlanjutan jangka panjang, tidak hanya memberikan bantuan sementara. Ini termasuk pemberdayaan petani lokal dan peningkatan produksi pangan dalam negeri.

5. Alternatif kebijakan

Investasi di bidang lain. Mempertimbangkan alternatif penggunaan dana yang besar untuk program-program yang mungkin memiliki dampak jangka panjang yang lebih besar, seperti peningkatan kualitas pendidikan, akses kesehatan, dan program-program pengentasan kemiskinan; program gizi terpadu. Mengembangkan program gizi yang lebih komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan gizi seimbang, termasuk pendidikan gizi untuk masyarakat dan peningkatan akses terhadap makanan bergizi.

Batalkan atau Wujudkan

Membatalkan program makan siang gratis mungkin tidak menjadi solusi terbaik karena tujuan program ini adalah untuk meningkatkan kualitas gizi dan pendidikan anak-anak Indonesia. Namun, untuk mewujudkannya dengan lebih realistis dan efektif, perlu ada penyesuaian dan strategi yang matang.

Beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan keberhasilan program ini

1. Redefinisi dan penyesuaian program

Pedoman gizi seimbang. Alih-alih menggunakan konsep "Empat Sehat Lima Sempurna", program ini harus disesuaikan dengan pedoman gizi seimbang yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan. Ini memastikan anak-anak mendapatkan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh mereka; diversifikasi pangan. Program harus memperhatikan diversifikasi pangan, termasuk pangan lokal yang bergizi tinggi dan sesuai dengan preferensi budaya dan kebiasaan makan di berbagai daerah.

2. Peningkatan produksi pangan lokal

Investasi di sektor pertanian. Investasi besar-besaran dalam sektor pertanian diperlukan untuk meningkatkan produksi pangan lokal. Ini termasuk menyediakan akses ke teknologi pertanian, pelatihan, dan modal untuk petani; infrastruktur dan rantai pasok. Membangun dan memperbaiki infrastruktur pertanian serta rantai pasok untuk memastikan hasil produksi dapat didistribusikan dengan efisien ke seluruh daerah.

3. Kolaborasi dengan sektor swasta dan komunitas lokal

Kerjasama dengan UMKM dan Koperasi. Melibatkan UMKM dan koperasi lokal dalam penyediaan makanan. Ini tidak hanya akan membantu menggerakkan ekonomi lokal tetapi juga memastikan bahan pangan yang digunakan adalah segar dan lokal; BUMDes. Mengoptimalkan peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk memproduksi dan mendistribusikan bahan pangan yang diperlukan.

4. Pendidikan dan kesadaran gizi

Program pendidikan gizi. Menyertakan program pendidikan gizi di sekolah-sekolah untuk mengedukasi anak-anak dan orangtua tentang pentingnya gizi seimbang dan cara memilih makanan yang sehat; pelatihan koki sekolah. Melatih para koki sekolah untuk menyiapkan makanan yang tidak hanya lezat tetapi juga bergizi sesuai dengan pedoman gizi seimbang.

5. Pengawasan dan transparansi

Sistem pengawasan yang ketat. Membangun sistem pengawasan yang ketat untuk menghindari korupsi dan memastikan anggaran digunakan secara efektif; transparansi anggaran. Menerapkan transparansi dalam penggunaan anggaran dan melibatkan berbagai pihak, termasuk masyarakat, dalam pengawasan program.

6. Fokus pada daerah prioritas

Pilot project. Memulai program ini sebagai proyek percontohan di beberapa daerah prioritas yang paling membutuhkan dan kemudian mengevaluasi serta memperluasnya secara bertahap berdasarkan hasil evaluasi; evaluasi dan penyesuaian. Melakukan evaluasi berkala untuk melihat efektivitas program dan melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk meningkatkan hasil.

7. Alternatif pendanaan

Diversifikasi sumber dana. Mencari alternatif sumber pendanaan selain APBN, seperti kerjasama dengan sektor swasta, bantuan internasional, atau dana CSR (Corporate Social Responsibility) dari perusahaan-perusahaan; efisiensi anggaran. Mengalokasikan anggaran dengan lebih efisien dan memangkas biaya-biaya yang tidak diperlukan untuk memastikan dana digunakan secara optimal.

Lihat :

https://infobanknews.com/bank-dunia-beri-warning-program-makan-siang-gratis-prabowo-gibran/

https://www.bbc.com/indonesia/articles/c4nw109pyx1o

https://tirto.id/kapan-program-makan-siang-gratis-prabowo-mulai-jika-ia-menang-gVZV

Joyogrand, Malang, Thu', June 06, 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun