3. Kolaborasi dengan sektor swasta dan komunitas lokal
Kerjasama dengan UMKM dan Koperasi. Melibatkan UMKM dan koperasi lokal dalam penyediaan makanan. Ini tidak hanya akan membantu menggerakkan ekonomi lokal tetapi juga memastikan bahan pangan yang digunakan adalah segar dan lokal; BUMDes. Mengoptimalkan peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk memproduksi dan mendistribusikan bahan pangan yang diperlukan.
4. Pendidikan dan kesadaran gizi
Program pendidikan gizi. Menyertakan program pendidikan gizi di sekolah-sekolah untuk mengedukasi anak-anak dan orangtua tentang pentingnya gizi seimbang dan cara memilih makanan yang sehat; pelatihan koki sekolah. Melatih para koki sekolah untuk menyiapkan makanan yang tidak hanya lezat tetapi juga bergizi sesuai dengan pedoman gizi seimbang.
5. Pengawasan dan transparansi
Sistem pengawasan yang ketat. Membangun sistem pengawasan yang ketat untuk menghindari korupsi dan memastikan anggaran digunakan secara efektif; transparansi anggaran. Menerapkan transparansi dalam penggunaan anggaran dan melibatkan berbagai pihak, termasuk masyarakat, dalam pengawasan program.
6. Fokus pada daerah prioritas
Pilot project. Memulai program ini sebagai proyek percontohan di beberapa daerah prioritas yang paling membutuhkan dan kemudian mengevaluasi serta memperluasnya secara bertahap berdasarkan hasil evaluasi; evaluasi dan penyesuaian. Melakukan evaluasi berkala untuk melihat efektivitas program dan melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk meningkatkan hasil.
7. Alternatif pendanaan
Diversifikasi sumber dana. Mencari alternatif sumber pendanaan selain APBN, seperti kerjasama dengan sektor swasta, bantuan internasional, atau dana CSR (Corporate Social Responsibility) dari perusahaan-perusahaan; efisiensi anggaran. Mengalokasikan anggaran dengan lebih efisien dan memangkas biaya-biaya yang tidak diperlukan untuk memastikan dana digunakan secara optimal.
Lihat :