Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Batalkan atau Wujudkan Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran

6 Juni 2024   17:52 Diperbarui: 6 Juni 2024   17:52 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Risiko dan implikasi kebijakan

Impor vs produksi lokal. Mengandalkan impor dapat menekan petani lokal, sementara mencoba memenuhi seluruh kebutuhan dari produksi lokal tanpa persiapan yang memadai bisa menyebabkan kenaikan harga dan gangguan pasokan; diversifikasi pangan. Penting untuk mempertimbangkan diversifikasi pangan lokal, seperti menggunakan sorgum dan kelor di daerah yang tidak memproduksi beras, untuk memastikan ketahanan pangan yang lebih baik; kestabilan harga. Jika program ini dijalankan dengan bahan pangan lokal tetapi suplainya terbatas, hukum supply and demand akan berlaku dan bisa menyebabkan kenaikan harga pangan.

Empat Sehat Lima Sempurna

Kritik terhadap program makan siang gratis yang mengacu pada komposisi "Empat Sehat Lima Sempurna" dari berbagai pakar, termasuk Olivia Herlinda dari CISDI, menyoroti sejumlah persoalan mendasar yang perlu dipertimbangkan dengan cermat dalam perumusan dan implementasi program tsb.

Beberapa poin penting yang harus diperhatikan.

1. Relevansi konsep gizi


Perubahan konsep gizi. Konsep "Empat Sehat Lima Sempurna" yang menekankan pada konsumsi nasi, lauk, sayur, buah, dan susu sebagai penyempurna, telah dianggap tidak relevan oleh Kementerian Kesehatan dan digantikan dengan pedoman gizi seimbang. Pedoman ini menekankan pada asupan zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, bukan hanya berdasarkan jenis makanan tertentu; peran susu. Dalam pedoman gizi seimbang, susu tidak dianggap sebagai komponen yang harus ada karena protein dan kalsium yang dikandungnya dapat diperoleh dari sumber lain. Ini penting mengingat banyak masyarakat Indonesia yang lactose intolerant dan tingginya kandungan gula dalam produk susu kemasan.

2. Kualitas dan komposisi nutrisi

Produk kemasan dan pangan olahan. Ada kekhawatiran program ini akan menjadi ajang penyaluran produk kemasan dan pangan olahan yang mungkin tidak memperhatikan kebutuhan gizi dan kadar nutrisi yang tepat. Ini bisa mengarah pada masalah kesehatan baru jika tidak dikendalikan dengan baik; keseimbangan nutrisi. Program ini harus memastikan makanan yang disediakan mengandung nutrisi yang seimbang sesuai dengan pedoman gizi seimbang, bukan hanya mengikuti pola lama yang mungkin tidak relevan.

3. Kompleksitas pelaksanaan

Implementasi yang kompleks. Pelaksanaan program makan siang gratis skala nasional sangat kompleks dan memerlukan koordinasi lintas sektor. Ini melibatkan isu-isu kemiskinan, pendidikan, sanitasi, dan kedaulatan pangan, yang semuanya saling terkait; risiko korupsi. Dengan anggaran besar yang terlibat, ada risiko korupsi yang tinggi. Pengawasan dan transparansi sangat penting untuk memastikan dana digunakan sesuai tujuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun