Mohon tunggu...
Paris Ohoiwirin
Paris Ohoiwirin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyelesaikan pendidikan terakhir di sekolah tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara. Gemar membaca dan menulis tema-tema sastra, sejarah dan filosofis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

"Menanti"

19 Januari 2023   18:46 Diperbarui: 3 Februari 2023   22:21 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Cinta butuh proses, tapi tak ada salahnya jika komitmen mendahului cinta.”

“Lit, kau yakin aku akan mencintai Rudi setelah komitmenku dibangun bersama dia?”

“Sangat yakin Vin! Ingat, kau sudah dewasa, jangan membuang masa yang berharga ini demi setitik noda di masa lalu.”Perkataan Lita membuat dadaku kembali berdesir. Aku sontak berdiri…

“Tidak Lit! Justru kedewasaankulah yang memampukanku untuk hidup mandiri, untuk setia dengan suara hati dan komitmenku. Aku tak bisa mengkhianati hatiku Lit, tidak bisa!”

“Kau akan tetap menunggu Leo yang tak akan pernah kembali? Bersikaplah relalistis. Kehidupan nyata ini bukanlah dongeng indah yang dibacakan pada anak-anak sebelum tidur.”

Pernyataan itu membuatku tercenung. Seluruh rongga mataku memerah basah. Air mata berderai-derai mengalir menuruni lereng pipiku.

“Andai kau sungguh mengerti Lit, aku tak pernah memilih untuk mencintainya. Dengan sekuat tenaga aku telah berjuang untuk melupakannya. Dan sesungguhnya aku telah menyesal, mengapa pernah menemui seorang Leo dalam hidupku. Ia memang telah pergi dari hidupku, tetapi setelah mencuri sekeping bagian dari hatiku tanpa permisi. Kau tahu Lita, aku benci dia!!!” aku berteriak dalam kesesakan.

Aku makin meluap dalam tangisan di depan Lita siang itu. Namun tiba-tiba dering telepon genggamku mengalihkan perhatian kami. Lita memberi tanda dengan lirikan matanya untuk menanggapi panggilan telepon itu. Kuusap wajahku dengan tergesa-gesa.Anehnya itu nomor baru. Kuterima saja telepon itu tanpa rasa curiga. Kutegarkan suaraku.

“Ha…hallo…dengan Vina di sini. Ini siapa?”

“Maaf mengganggu. Ini Ridwan, temannya Leo. Kamu masih mengenal Leo kan?”

Pertanyaan dari seberang itu membuatku terpaku seperti sedang disetrum. Aku melirik pada Lita yang menunjukkan wajah penuh tanda tanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun