Seketika itu juga lehernya memanjang ke atas, lentur seperti ular. Aku berlari sekencang-kencangnya menghindari makhluk yang ku sadar bahwa itu bukan temannku, Bayu.
Bisa kusimpulkan jika Bayu juga pasti sudah mati di tangan hantu itu. Dan berarti hanya aku satu-satunya yang masih bertahan hidup.
"Arrghh!!"
Aku terperosok ke dalam jurang yang sangat dalam. Kurasakan badanku terasa remuk, menggelinding berbenturan dengan bebatuan. Sakit serta perih, sepertinya banyak luka yang tergores di tubuhku.
Dadaku sersentak, saat sampai di ujung jurang. Aku terbaring lemas, tak sanggup untuk berdiri. Rasa sakit itu terus menerus kurasakan.
Pandanganku samar-samar mengecil, perlahan apa yang ku lihat memudar. Seperti orang yang sedang rabun.
Sepertinya aku akan pingsan, dan mungkin mati di tempat ini.
"Gubraakkk"
"Anton, kamu kenapa?" teriak Reina dari balik pintu kamar.
"Ahh, sakiit."
"Kamu gak apa-apa?"
"Aduhh, iya gak apa-apa Rei," jawabku.