Mohon tunggu...
Gendis Pambayun
Gendis Pambayun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perempuan peramai dunia dan pengedukasi kesehatan jiwa

Seorang penyuka makanan pedas, penyuka seni dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ayah mencintaimu, Nda

19 Oktober 2018   08:28 Diperbarui: 19 Oktober 2018   08:55 1203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

**

Dua hari lagi pernikahan Barly diadakan. Sang ibu sudah menyiapkannya dengan penuh kebahagiaan tanpa mempertimbangkan perasaan Friska.  Friska masih tetap tinggal dirumah besar milik mertuanya. Menemani sang suami yang akan melangsungkan pernikahannya. Friska memandang suaminya yang semakin hari terlihat semakin kurus dan pucat.  Terlihat ketidak berdayaannya, Friska benar-benar terenyuh dan kasihan melihatnya. Dipeluknya sang suami dengan perasaan yang tidak karuan, antara sedih, kecewa dan juga kasihan. Tiba-tiba suaminya menangis dipelukannya, seperti anak kecil yang berlindung kepada ibunya. Friska makin erat memeluknya.

"Bunda, benarkah bunda pernah berzina dengan Arman waktu Ayah dirumah ibu?" tanya Barly tanpa sanggup memandang wajah istrinya.

Betapa terkejutnya Friska mendengar kalimat yang keluar dari mulut orang yang dicintainya. Friska seketika melepaskan pelukannya, namun Barly mendekapnya lebih erat sehingga Friska tidak mampu bergerak. Tangannya memukul punggung Barly, ingin rasanya Friska mencakar wajah Barly dan menampar mukanya. Tetapi , Friska tidak bisa melakukan itu. Setelah tertata hatinya ia menghela nafas.

"Siapa yang begitu kejam membuat fitnah kepadamu, Yah, hingga Ayah tega mengatakan hal keji kepadaku?" Jawab Friska.

"Ibuku, bulik Rum dan Ratih yang mengatakan kepadaku, ayah tidak sanggup untuk menanyakan atau menegurmu, hingga ayah banyak menyakitimu kemarin.kemarin," ucap Barly tanpa melepaskan dekapannya.

Friska menangis lagi. 

"Betapa kejamnya fitnah ini, Yah, Bunda bersumpah demi malaikat pencabut nyawaku, Bunda tidak pernah melakukan apa yang dituduh mereka itu kepadaku," ucap Friska dengan masih tersedu.

Barly memeluk istrinya erat seakan tidak ingin dilepaskan. Friska sampai merasakan sesak didadanya.

"Bunda, kurus sekali," ujar Barly lembut.

"Bunda, bukannya kurus yah, ini seksi" sahut Friska disela tangisnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun