Mohon tunggu...
Gendis Pambayun
Gendis Pambayun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perempuan peramai dunia dan pengedukasi kesehatan jiwa

Seorang penyuka makanan pedas, penyuka seni dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ayah mencintaimu, Nda

19 Oktober 2018   08:28 Diperbarui: 19 Oktober 2018   08:55 1203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kamu, harus terima sudah hampir 8 tahun kami menunggu dan menerimamu dengan baik, karena Barly berkeras menikahimu tetapi apa yang kami tunggu tidak kunjung kamu berikan. Kamu wanita mandul yang tidak tahu diri," suara ibu mertua meninnggi seakan ingin menelan Friska.

Seketika Barly bangkit dan mengangkat meja didepan buliknya lalu dibanting hingga berantakan.

"Ibuuuu!!" teriak Barly.

"Jangan membentak Ibu, Yah," guman Friska sambil mendekat dan memeluknya dari belakang, ia mencoba menenangkan suaminya dan hatinya sendiri.

"Berteriaklah sepuasmu, Barly. Tapi ingat, persiapannya sudah matang dan kamu harus menurut kata ibu!!" suara sang ibu masih meninggi.

Barly berdiri mematung dengan dipeluk Friska dari belakang yang mencoba menenangkannya.

"Ibu, Ibu tidak perlu kwatir Mas  Barly tidak akan membantah perintah Ibu, saya akan menjamin Mas Barly menuruti perintah Ibu," ucap Friska dengan suara mantap. Barly tidak mampu berkata apapun.

"Baguslah, Itu yang terbaik daripada hidup dengan wanita mandul tidak berguna," sahut sang Ibu.

Ruangan kembali hening.

"Jika sudah selesai silakan kalian tinggalkan kami," Suara Barly bergetar menahan amarah yang sudah tidak sanggup lagi diluapkan.

Kemudian Ibu, bulik Rum, Ratih dan Serly meninggalkan kamar. Barly memeluk istrinya erat. Tanpa kata-kata mereka saling meluapkan kesedihan masing-masing,  hati Friska hancur berkeping-keping.  Friska mencoba tegar dan membalas pelukan suaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun