Mohon tunggu...
Gendis Pambayun
Gendis Pambayun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perempuan peramai dunia dan pengedukasi kesehatan jiwa

Seorang penyuka makanan pedas, penyuka seni dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ayah mencintaimu, Nda

19 Oktober 2018   08:28 Diperbarui: 19 Oktober 2018   08:55 1203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bergegas Friska naik keruangan atas dan menyiapkan segala keperluannya untuk pulang ke Semarang .  

Perjalanana ke Semarang bagi Friska seperti dalam ruangan pengap dalam mobilnya. Padahal mobil yang dibawa suaminya cukup nyaman, Barly diam seribu bahasa sepanjang perjalanan. Tidak ada kata sepatah atau senyum tersungging dibibirnya.

Delapan jam kemudian mereka sampai kediaman sang ibu.  Barlypun masih tetap dingin dan datar. Friska mencoba bersabar dan berusaha bersikap wajar, agar tidak terbaca oleh keluarga bahwa mereka bermasalah. Walaupun padadasarnya hatinya menjerit, namun apalah daya Ia harus memendam semuanya agar tidak terjadi ledakan yang dahsyat.

Koper baju dibongkar, baju-bajunya dirapikan,   dimasukkan kedalam lemari yang ada didekat  dipan kamar. Suami Friska tiduran diatas dipan dengan terlentang. Friska sedikitpun tidak mengusiknya. Friska tidak ingin suasana malam ini tidak nyaman dirumah sang ibu. Tiba-tiba pintu kamar diketuk dari luar. Friska beranjak lalu membukakan pintu kamar. Tampak wajah Ratih didepannya dengan ketus dia mengutarakan maksudnya:

"Kalian disuruh kebawah ada yang ingin ibu kenalkan dan bicarakan sama kamu," sambil berlalu dari kamar Friska.

Sang suami bangun dan duduk bersila lalu berkata:

"Tidak usah keluar, biarkan ibu yang datang kekamar kita, jika beliau ingin membicarakan sesuatu."

Friska diam lalu duduk disofa. Barly tetap duduk diatas ranjang kamar sambil menegangi kepalanya entah apa yang dirasakannya. Sesaat kemudian ada suara langkah menuju  arah kamar. Pintu tidak terkunci, ternyata ibu yang datang dengan seluruh keluarga dan seorang wanita sebayanya yang dia tidak mengenalnya dan belum pernah melihatnya.

Barly terkejut, Ia tidak menyangka jika ibunya akan mendatangi kamarnya dengan keluarga besarnya dan juga Serly.

"Apa yang kalian lakukan dikamarku" suara Barly meninggi dan bergetar.

Friska terperangah, Ia tidak pernah melihat suaminya semarah itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun