"Allah maha pelindung dari segala kejahatan makhluk, yakinlah," Friska menenangkan hati dan pikirannya.
Friska tidak membiarkan pikiran buruk menghantuinya. Ia berusaha untuk tetap berpikir positif.
**
Siang itu, Friska sedang bercengkrama dengan Barly, diteras belakang. Menikmati bunga dan ikan dikolam yang mereka rawat. Semilir angin sejuk menyapu wajah keduanya. Friska duduk disamping Barly, sambil menyandarkan kepala dibahunya. Kicauan burung memecahkan kesunyian dan menimbulkan rasa bahagia dihati Friska. Tiba-tiba, Barly mengangkat kepala Friska dari bahunya. Dipandanginya wajah sang istri lekat -lekat. Kemundian dikecupnya kening sang istri. Friska menikmatinya dengan rasa yang tak mampu diungkap saking bahagianya.
"Bunda, ayah mau bilang tapi bunda jangan sedih ya" kata Barly
"Ada apa, yah? Sahut Friska sambil memandang wajah suaminya yang terlihat serius.
"Ibu, minta sepulangnya dari Batam ayah menemani ibu dirumah Semarang"
"Ibu, dibawa ke Jakarta saja, Yah"
"Beliau tidak mau, maunya Ayah yang nunggu disana."
"Bukankah ada Ratih?"
"Iya, dengan Ratih juga"