Lembaga pendidikan Islam formal terdiri dari pondok pesantren, madrasah, dan sekolah Islam terpadu. Dalam mengembangkan kesadaran sosial, institusi pendidikan Islam memiliki peran penting dalam merekonstruksi masyarakat dan mengendalikan perubahan yang terjadi pada masyarakat. Pendidikan Islam diharapkan dapat membentuk individu yang mampu beradaptasi dengan berbagai lingkungan sosial. Institusi pendidikan Islam resmi merupakan tempat bagi siswa untuk belajar bergaul dengan baik, baik dengan sesama siswa, guru, maupun karyawan, dan tempat di mana mereka belajar untuk patuh pada peraturan sekolah.
 Melihat hakikat pendidikan pesantren dan madrasah mencoba mengintegrasikan antara agama dan ilmu pengetahuan maka sekurang-kurangnya madrasah telah memainkan peranannya sebagai berikut:
a.Media Sosialisasi Nilai-Nilai Ajaran Agama
 Lembaga pendidikan yang bercirikan religi, madrasah lebih efektif berfungsi sebagai wahana penanaman nilai-nilai religi kepada peserta didik karena sifat dan bentuk pendidikannya menanamkan nilai-nilai religi sejak dini. Karena sifat religius yang melekat pada organisasinya, madrasah memiliki mandat yang lebih kuat dan lebih besar untuk memenuhi peran ini. Madrasah sebagai sistem sekolah kini dapat melakukan kegiatan keagamaan secara besar-besaran atau massif
b.Pemelihara Tradisi Keagamaan (maintenance of Islamic tradition)
 Sebagai lembaga pendidikan yang berkarakter religius, melestarikan tradisi keagamaan merupakan salah satu tugas utama madrasah dan pesantren. Pemeliharaan tradisi keagamaan ini tidak hanya dilakukan secara formal dengan mengajarkan ilmu-ilmu agama seperti Alquran, Hadits, Aqidah, Fikh, Arab, dan sejarah kebudayaan Islam, tetapi juga pengajaran dan pengamalan hukum agama sejak kecil. dilakukan secara informal dengan membiasakan diri. (Pembentukan kebiasaan dalam Islam). Seperti salat, puasa lainnya, menjenguk teman yang sakit atau musibah, dan menyapa teman saat bertamu dll
c.Membentuk Akhlak dan Kepribadian
 Peran budaya madrasah dan pesantren masih diakui hingga saat ini oleh banyak pihak. Sistem pesantren masih dianggap sebagai satu-satunya lembaga yang mampu melahirkan ulama masa depan (reproduksi ulama). Dari sistem pendidikan Islam ini, masih banyak ulama dan pemimpin bangsa yang menjadi panutan bagi masyarakat dan bangsa. Hal ini terjadi karena sistem pendidikan menekankan pendidikan etika dan moral yang tinggi. Tujuan pembinaan pesantren atau madrasah bukan hanya untuk memperkaya pikiran santri dengan ilmu pengetahuan, melainkan untuk membangkitkan moral, menumbuhkan semangat, menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan, menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan. dan mengajarkan sikap dan perilaku. Pelajari moral dan etika serta persiapkan siswa untuk hidup dengan hati yang sederhana dan murni.
d.Banteng Moralitas Bangsa
 Pesatnya kemajuan pembangunan nasional selama tiga dasawarsa terakhir telah memberikan dampak positif terhadap kualitas hidup masyarakat Indonesia, terutama pada naik turunnya tingkat kekayaan materi. Pendapatan per kapita penduduk Indonesia telah meningkatkan kualitas hidup masyarakat.Â
Orang sekarang dapat membeli makanan, pakaian, dan tempat tinggal dengan relatif mudah. Namun di sisi lain, perkembangan ekonomi ini juga membawa masalah baru, seperti melebarnya jurang antara kaya dan miskin, meningkatnya tindak kriminal seperti pembunuhan brutal dan perampokan, serta meningkatnya kenakalan remaja. Berkembangnya pergaulan bebas dan pelacuran, merosotnya kesadaran sosial di masyarakat. Keadaan ini menyebabkan masyarakat mulai melirik kembali lembaga pendidikan Islam seperti madrasah dan pondok pesantren.