3)Perjuangan Gerakan Pemuda Islam pada masa Revolusi
 Seperti yang telah dijelaskan Revolusi terjadi karena datangnya tentara Inggris di Ibu Kota Jakarta dan langsung memasuki kota-kota besar lainnya sementara pemerintahan Indonesia sibuk menata birokrasi negara baru, mendorong terbentuknya partai-partai politik, dan mempersiapkan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Pada 10 Oktober 1945 belanda dan sekutunya telah menduduki Medan dan terjadi pertempuran pada tanggal 13 Desember 1945 hal ini dilakukan oleh Tentara Keamanan. Rakyat. Pertempuran ini merupak pertempuran pertama yang dilakukan oleh pemuda di Medan dalam menghadapi Belanda dan sekutu, kemudian hal ini menjalar keseluruh kota medan. Dalam pertempuran ini dinamakan Pertempuran Medan Area.Â
Bandung pun juga di kuasai saat itu, setelah melalui pertempuran sengit. Kemudian pada15 Oktober semarang terjadi pertempuran yang disebut pertempuran lima hari semarang, kemudian pada tanggal 19 Oktober semarang pun telah dikuasai. Sedangkan kota-kota besar bagian Timur menjadi jatah tentara Australia . Pada bulan September 1945 orang-orang Ingris mendarat di Surabaya dengan kapal perang Inggris Cumberland, awalnya disambut baik, namun ketika tahu dibelakangnya ada Belanda segera disambut bentrok fisik oleh arek-arek surabaya. Kemudian pada tanggal 19 September terjadi lagi dengan Insiden Bendera, dimana pihak Belanda mengibarkan benderanya diatas Hotel Yamato (sekarang Hotel Mahapahit) hal itupun menjadi tidak terimanya Rakyat Indonesia karena Belanda.
 Melihat situasi itu Bung Tomo menghadap salah satu Kiyai terkemuka di Jawa Timur, sekaligus Rais Akbar organisasi NU, yakni Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari alias Mbah Hasyim yang berdomisil di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. Dalam menghadapnya. Bung Tomo bertanya kepada Mbah Hasyim. "Apakah hukumnya membela Tanah Air, bukan membela Alloh, Islam atau Al-Qur'an, sekali lagi membela tanah air?" . Mbah Hasyim langsung memanggil Kiyai Wahab Chasbulloh, Kiyai Syamsuri dan para Kiyai Jawa dan Madura atau utusan cabang NU-nya untuk berkupul disurabaya.Â
Tepamya di kantor PB Ansor Nahdlatoel Oelama (ANO) dijalan Bubutan. Namun pada tanggal 21 Oktober para Kiyai baru dapat berkumpul semua.Lalu Mbah Hasyim meminta Kiyai menunggu para kiyai lainnya yang didatangkan dari Jawa Barat seperti Kiyai Abbas Buntet. Kiai Suja'I Indramayu. Setelah berumpul semua langsung diadakannya rapat darurat yang dipimpin langsung oleh KH Wahab Chasbulloh kemudian pada tanggal 23 Oktober 1945 Mbah Hasyim atas nama Pengurus NU mendeklarasikan sebuah seruan Jihad Fisabilillah yang lebih terkenal dengan Resolusi Jihad.
Pernyataan yang diputuskan setelah rapat konsul NU se-Jawa itu berbunyi :
a)Kemerdekaan Indonesia yang dideklarasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 harus dipertahankan.
b)Republik Indonesia sebagai satu-satunya pemerintah yang sah, harus dijaga dengan memperhitungkan pengorbanan harta dan jiwa.
c)Musuh-musuh Republik Indonesia, terutama Belanda yang kembali dengan bantuan tentara sekutu (Amerika-Inggris), berpotensi untuk memanfaatkan situasi politik dan militer untuk menjajah Indonesia kembali, terutama dalam hal tawanan perang bangsa Jepang.
d)Umat Islam, khususnya warga NU, harus bersiap untuk melawan Belanda dan sekutunya yang ingin menjajah Indonesia kembali.
e)Kewajiban ini dianggap sebagai "jihad" dan menjadi tanggung jawab setiap orang Muslim (fardhu ain) yang berada dalam jarak 94 km dari tempat di mana mereka dapat melakukan shalat berjamaah dan qashar. Sementara untuk mereka yang berada di luar jarak tersebut, kewajiban mereka adalah membantu saudara-saudara mereka yang berada dalam jarak 94 km tersebut!