“Uh.. , Aku bisa jelaskan, aku akan memberi tahumu segalanya.”
Mina segera berlari menuju mark tanpa ia sadari sebuah truk sedang melaju kencang melesat ke arahnya.
“Aku seharusnya melihat hal itu datang, apakah aku sudah terlambat?”
“Saat terakhir kami bermain… Apakah aku benar-benar memenangkannya?”
“Aku tidak terlalu mendengar katanya saat itu, itu seperti… Dia ingin menjadi seorang pembalap atau seorang pelari.”
“Apakah aku memberi perhatian yang cukup? Dia memberitahuku tentang kupu-kupu di saat hujan. Mereka berlindung, mereka mati.”
Di saat yang sudah terlambat itu Kenshin melihat banyak sekali luka lebam di tangan Mina. Selama ini Mina ingin memberi tahunya hanya saja Kenshin tidak mendengar. Kecelakaan pun tak terelakan.
Diacara pemakaman Mina Kenshin meminta ayahnya yang akhirnya pulang untuk berhenti berpura-pura soal ibu. Acara pemakaman itu dihadiri oleh keluarga dan teman-teman Mina. Kakak Mina memberikan sebuah kaset yang ia temukan di dalam saku Mina, dan kali ini music pilihan Mina sesuai dengan seleranya. Kenshin tak kuasa menahan tangisnya, ia berharap Mina berada di sisinya. Esoknya Kenshin menonton film buatan Luck yang selama ini menyibukannya.
“Aku berharap Mina bisa ikut menonton ini…”
“Kau bahkan tidak ada disana saat itu, kamu tidak Bersama dengan kami satu tahun ini.”
“Aku sibuk mengerjakan film ini…”