Kegigihan kedua sahabatnya itu juga mendorong Mina untuk ikut berjuang, dirinya berlatih membuat kue dengan bantuan Mona sebagai penyicip kuenya, dari sana hubungan pertemanan mereka berdua menjadi dekan.
Di saat acara berdansa orang tua Mina datang dan langsung menyeret Mina keluar, kesal Mina kabur saat mereka tiba di rumah. Ia menerjang hujan sampai ia tiba di sebuah terminal bus untuk merasakan tintikan hujan. Mina memiliki keinginan untuk menggapai Impian mereka Bersama.
“Aku ingin menjadi Bahagia! Tidak, aku mau kita Bahagia!”
“Jadi, mari kita gapai mimpi kita Bersama! Seberapa jauh? Kita pergi sejauh mungkin untuk meraihnya!”
“Aku yakin Yohan akan menjadi seorang pembasket terkenal! Dan akhirnya menjadi seorang MVP.”
“Mona dan neneknya akan Bahagia Bersama, aku yakin neneknya akan bangun!”
“Aku mendengar banyak hal baik dari Mona.”
“Dan.. oh! Film Luck, kita akan berjalan di karpet merah setiap perilisan filmnya, meskipun kita bukanlah pemainnya.”
“Aku yakin Hakiko akan menjadi seorang ilmuan sukses!”
Serta kamu dan Aoi… Kalian akan menjadi seorang pemain biola Bersama, kamu sebaiknya mengajaku hadir dalam penampilanmu!”
Kenshin terkesan dengan isi rekaman Mina dan untuk mengenang-ngenang dirinya bermain game yang waktu itu mereka mainkan Bersama. Disana ia melawan bayangan Mina yang menjadi lawannya. Saat mendekati garis finish akhirnya Kenshin tahu bahwa Mina membiarkannya menang. Kenshin benar-benar rindu akan Mina dan tiba-tiba sebuah kupu-kupu hitam hinggap di tangannya.