Mohon tunggu...
Nurul Nikmatul lmda
Nurul Nikmatul lmda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jepara, Jawa Tengah, Kota Ukir

Nurul Nikmatul Imda Mahasiswa Unisnu Jepara Fakultas Tarbiyah, Prodi PAI✨

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membungkam Polemik Santri Bukan Hanya Bisa Ngaji di Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara

12 Juli 2022   19:02 Diperbarui: 12 Juli 2022   19:11 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

MEMBUNGKAM POLEMIK SANTRI BUKAN HANYA BISA NGAJI DI PONDOK PESANTREEN ROUDLOTUL MUBTADIIN BALEKAMBANG JEPARA

Takhiqul Jannah1, Nurul Nikmatul Imda2, Siti Ida Royani3, Amelia Septianigrum4

1Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara, Indonesia

2Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara, Indonesia

3Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara, Indonesia

4Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara, Indonesia

*Penulis Korespondensi :

tahiqjannah@gmail.com, nurulnikmatulimda@gmail.com, ameliasetyanigrum91@gmail.com, iedaroeyya@gmail.com

ABSTRAK

Santri adalah seseorang yang belajar agama (islam) dan selalu setia mengikuti guru kemana guru pergi dan menetap. Tanpa keberadaan santri yang menetap dan mengikuti guru, tidak mungkin dibangun pondok atau asrama tempat santri tinggal dan kemudian disebut pondok pesantren. Berbagai pandangan yang muncul di tengah masyarakat mengakibatkan permasalahan terkait santri dinilai hanya mampu mengaji , 

padahal kenyataannya santri dapat menguasai berbagai bidang dengan mengikuti perkembangan zaman khususnya pada santri di Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara. Untuk itu penelitian ini berusaha menilik dan menganalisis sejauh mana penilain guru dan alumni Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara terhadap pandangan masyarakat terkait Pondok Pesantren. 

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan sumber data yang diperoleh dari wawancara, hasil observasi partisipan serta penggalian sumber dari referensi yang sesuai dengan topik. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada pandangan buruk terkait santri ataupun Pondok Pesantren tempat santri menimba ilmu, 

tetapi sebaliknya permasalahan terkait pandangan buruk masyarakat muncul dalam diri setiap individu (santri) hal ini dapat disebabkan oleh faktor lingkungan, sosial maupun budaya. Pengajaran di Pondok Pesantren tidak sebatas teori melainkan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Di samping itu Pondok Pesantren memiliki nilai-nilai luhur dan budaya keislaman maupun kebangsaan yang sangat sulit ditemukan pada pendidikan selain pesantren.

Kata Kunci : Santri, Bukan hanya Bisa Ngaji, Pondok Pesantren, Roudlotul Mubtadiin, Balekambang

ABSTRACT

 Santri is someone who studies religion (Islam) and always faithfully follows the teacher where he goes and stays. 

Without the existence of students who stay and follow the teacher, it is impossible to build a hut or dormitory where the students live and then it is called a boarding school. Various views that emerged in the community caused problems regarding students only being able to recite the Koran, in fact students could master various fields by following the times, especially for students at the Roudlotul Mubtadiin Islamic Boarding School, Balekambang Jepara.

For this reason, this study seeks to examine and analyze the extent to which teachers and alumni of the Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara Islamic Boarding School evaluate the views of the community regarding Islamic Boarding Schools. This study uses descriptive qualitative methods with data sources obtained from interviews, participant observation results, and research sources from references that are in accordance with the topic. 

The results of the study show that there are no bad views regarding students or Islamic boarding schools where students gain knowledge, but on the contrary problems related to the bad views of society arise in each individual (santri) this can be caused by environmental, social and cultural factors.

 Teaching in Islamic boarding schools is not limited to being applied in everyday life. In addition, Islamic boarding schools have noble values and Islamic and national culture which are very difficult to find in education other than pesantren.

Keywords: Santri, Not only Can recite the Koran, Islamic Boarding School, Roudlotul Mubtadiin, Balekambang

Pendahuluan

Sejak zaman Majapahit hingga kini, pesantren merupakan warisan sistem pendidikan Indonesia. Sistem pendidikan yang paling tua sesudah zaman hindu-budha ini tumbuh dari rakyat dan untuk rakyat. Pesantren identik dengan ilmu keagamaan yang sangat kental. kecenderungan untuk menekankan pola perilaku atau pembentukan karakter (ahlak) sangat ditekankan dalam kepesantrenan.

Dunia pesantren merupakan ruang yang penuh sesak dengan ilmu pengetahuan. Dalam rutinitas kesehariannya santri senantiasa dituntut untuk menimba berbagai literatur penunjang keagamaan dari berbagai sumber dan titik analisis, moral, tata bahasa, spiritual, hingga sejarah.

Bentuk pesantren selalu bisa mengikuti perkembangan zaman. Persaingan untuk mendapatkan tempat dalam hal pekerjaan, memaksa pesantren atau pencetak santri yang islami melakukan inovasi yang beragam untuk menghasilkan alumni yang mempunyai nilai jual tinggi di masyarakat. 

Di era saat ini sedikit demi sedikit pesantren mulai memasukan bidang keilmuan lain namun tidak meninggalkan unsur kepesantrenannya. (Islam dan Nasionalisme, 2016). Dalam tatapan lain, pesantren memiliki catatan minus di mata masyarakat umum yaitu: 

pertama, mengesankan sebagai kelompok masyarakat yang terbentuk lantaran berhimpunnya golongan ekonomi menengah ke bawah. Kedua, Hanya diminati oleh anggota masyarakat ekonomi lemah. Ketiga, tidak berhasil mendidik intelektual kognitif dan skill karena proses pembelajaran lebih terfokus pada penanganan potensi afektif. (Santri dan Polemik Negeri, 2019)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam membungkam polemik santri bukan hanya bisa ngaji melalui berbagai pendapat dan tinjauan langsung (observasi) guru dan alumni Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara,

 serta dalam rangka mengetahui metode, teknik dan kurikulum pembelajaran yang digunakan di pondok pesantren dengan tujuan mempermudah santri dalam menguasai setiap materi pembelajaran terutama yang berkaitan dengan ilmu agama. Modernisasi pendidikan terutama bagi pendidikan Pesantren menjadi hal utama dalam menciptakan Lembaga Pendidikan yang asli sesuai dengan konsep Pendidikan di Indonesia. 

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis melakukan penelitian tentang membungkam polemik santri bukan hanya bisa ngaji di Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab berbagai pandangan masyarakat terkait pondok pesantren dan mengetahui berbagai metode pengajaran terutama pada santri Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara. 

Dengan melakukan penelitian ini diharapkan hasilnya nanti akan menjadi rujukan bagi seluruh masyarakat dan Lembaga Pendidikan terutama Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara. Sehingga nantinya dapat memberikan kemudahan dalam meningkatkan pelayanan masyarakat, 

selain itu hasil penelitisn ini juga dapat didjadikan referensi penyusunan tulisan ilmiah yang sesuai dengan topik penelitian ini. Adapun saran riset lanjutan bagi para peneliti adalah riset tentang sebab polemik santri bukan hanya bisa ngaji yang muncul di tengah masyarakat lebih dalam karena penelitian ini tidak mengkaji tentang itu.

Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, jenis penelitian dalam menemukan jawaban terhadap suatu fenomena atau pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah secara sistematis dengan menggunakan pendekatan kualitatif (Sidiq, U..M, & Mujahidin, A, 2019). 

Penulis dalam melakukan penelitian ini mengeksplorasi menggunakan teknik wawancara Pada tanggal 22 Juni 2022, di PONPES Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara, serta pengumpulan data dari Sebagian guru ( ustadz ) dan alumni PONPES Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara. 

Dengan 2 ustadz, 1 santri dan 1 alumni PONPES Roudlotul Mubtadiin Balekambang mereka menyatakan bahwa tidak ada pandangan buruk dari PONPES Raudhatul Mubtadi'in. Melainkan masyarakat beranggapan bahwa santri itu hanya bisa ngaji, padahal banyak alumni yang ikut serta menyalurkan potensi keilmuan di masyarakatnya, melalui bekal yang telah didapatkan di Pendidikan formal maupun non formal.

Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan berbagai data terkait pandangan guru, santri dan alumni Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekmabang Jepara terhadap pandangan buruk santri. Mereka tidak hanya bisa mengaji melainkan diimbangi dengan beberapa potensi. 

Dengan tujuan dapat mengembangkan dan memajukan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Dalam hal ini kurangnya santri yang ikut andil dalam penelitian ini dikarenakan waktu yang terbatas. Dalam penelitian ini peneliti merupakan mahasiswa UNISNU alumni PONPES Roudlotul Mubtadiin Balekambang. 

Selain itu, untuk melengkapi data yang ada penulis mengambil referensi yang sesuai dengan penelitian ini. Untuk mengolahnya, penulis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yakni setelah pengumpulan data selesai, penulis mencoba memaparkan lebih detail dan dianalisis kemudian diinterpretasikan dengan jelas untuk menjawab permasalahan yang ada.

Hasil dan Pembahasan

Merubah Pandangan Buruk Masyarakat terkait Pondok Pesantren

Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang merupakan salah satu lembaga yang membentuk kemandirian, tanggung jawab serta membentuk pendidikan karakter yang menjadi modal dasar berkehidupan di masyarakat. Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan tidak hanya mengajarkan ilmu dan pengetahuan,

namun mengajarkan keimanan dan ketaqwaan pada Allah Swt melalui rutinitas ibadah dan suasana religius yang mendukung. Pondok pesantren membekali para santri dengan keterampilan kerja dan keterampilan sosial kemasyarakatan melalui pengabdian kepada masyarakat. (Karimah, U, 2018)

Terjemahan

Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya (Q. S. At-Taubah 9: 122).

 ''saya kira saat ini tidak ada pandangan buruk masyarakat terhadap Pondok Pesantren karena dari sejak zaman dahulu hingga sekarang kontribusi alumni pesantren pada masyarakat , kemanfaatan yang diberikan alumni pesantren terhadap masyarakat itu sangat bisa dirasakan. (Muhammad Fikri Yusuf, Guru PONPES Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara, 2022).

Gambar 1 Data Santri Pondok Pesantren Mamba'ul Hikam

Pencapaian tingginya keinginan menjadi santri di tengah masyarakat bukan hanya terdapat pada PONPES Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara salah satunya yaitu PONPES Mamba'ul Hikam Blitar, di pesantren tersebut data santri cukup mengalami peningkatan. 

Menurut analisis data tersebut di jelaskan bahwa jumlah santri di tahun 2016 terdapat dikisaran 800, tahun 2017 yaitu 820 santri, tahun 2018 yaitu 880 sanri, dan pada tahun 2019 jumlah santri mengalami peningkatan sekitar 920 santri yang menimba ilmu di PONPES Mamba'ul Hikam Blitar. 

Oleh karena itu, dapat disimpulkan setiap tahunnya jumlah santri selalu mengalami peningkatan hal ini dikarenakan minat yang tinngi dari masyarakat (orang tua santri) dan santri pada umumnya. (123dok, 2022)

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa salah satu cara untuk merubah pandangan masyarakat terkait pendidikan pesantren dengan menunjukkan bahwa sekarang ini santri tidak hanya mampu mengaji atau menjadi tokoh agama saja. 

Pada zaman modern ini, santri ikut andil di semua lapisan pemerintahan dan berbagai macam pekerjaan mulai tingkat desa sampai pusat. Pengajaran pendidikan di pesantren tidak sebatas teori, melainkan teori tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Di samping itu pesantren memiliki nilai-nilai luhur dan budaya keislaman maupun kebangsaan yang sangat sulit di temukan pada pendidikan selain pesantren. Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang menjadi bukti bahwa pesantren juga tergabung dalam Madrasah Ibtidaiyah hingga Universitas. 

(Muhammad Nur, M.Pd, Guru PONPES Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara, 2022). " Kita sebagai golongan santri terutama alumni, harus bisa merubah pandangan buruk masyarakat terhadap santri dengan cara kita bisa tampil di masyarakat, menunjukkan kepada mereka semua bahwa kita itu termasuk wong seng isonan, jadi kita itu harus flexible di tengah Masyarakat tanpa menghilangkan jiwa santri yg kita miliki". 

(Agus Ainun Najib, Alumni PONPES Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara, 2022)

Konsep Pengajaran di Pondok Pesantren

Semua santri itu diwajibkan untuk mondok terkecuali maha santri Politeknik dan santri Madrasah Ibtidaiyyah. Dengan menggunakan metode pembelajaran yang diantaranya santri itu harus bisa menjadi santri yang intelektual, emosional, dan spiritual dengan tetap mengajarkan kitab kuning (sorogan dan bandongan) di pondok maupun di sekolah formal. 

Dalam pembelajaran di pondok pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang menerapkan pendidikan akhlaqul karimah yang menjadi penilaian utama. Model pendidikan di Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang itu mengutamakan pendidikan karakter seperti pemahaman agama, moral, sopan santun serta adab kepada guru dan teman. (Amin Ashari, Santri PONPES Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara, 2022)

  PONPES Roudlotul Mubtadiin Balekambang sangat menjunjung tinggi pendidikan agama yang menjadi target utama dalam membentuk santri putra dan putri berjiwa luhur dalam rangka kehidupan dunia dan akhirat. Selanjutnya dengan mengajarkan berbagai macam polemik di tengah kehidupan masyarakat . 

Oleh karena itu, apabila santri itu sudah keluar dari pondok dan bergabung dalam masyarakat maka yang di butuhkan adalah kesiapan mereka bukan lagi latihan seperti halnya waktu di pondok. (Agus Ainun Najib, Alumni PONPES Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara, 2022)

Metode dan Teknik Pembelajaran 

Secara umum metode pembelajaran yang digunakan di pesantren khususnya PONPES Roudlotul Mubtadiin Balekambang di antaranya adalah sorogan, bandongan (wetonan), musyawarah (mudzakarah), hafalan, dan lalaran. Ada juga metode lain yang kerap digunakan di pesantren, yakni metode demonstrasi dan riyadlah.

Sorogan, yakni metode belajar individu di mana seorang santri berhadapan langsung dengan kiai atau guru. Teknisnya, seorang santri membaca materi yang telah disampaikan kiai. Selanjutnya kiai membetulkan kesalahan yang dilakukan oleh santri tersebut mengikuti kiai membaca dan menjelaskan berbagai kitab. 

Bandongan (Wetonan), yakni metode pembelajaran kelompok dan bersifat klasikal, artinya seluruh santri untuk kelas-kelas tertentu.

Gambar 2 Metode Bandongan di Pondok Pesantren Balekambang

Musyawarah/mudzakarah, yakni metode pembelajaran berupa diskusi berbagai masalah yang ditemukan oleh para santri. Metode ini digunakan untuk mengolah argumentasi para santri dalam menyikapi masalah yang dihadapi.

Gambar 3 musyawarah (mudzakarah) di Pondok Pesantren Balekambang

 Hafalan, yakni metode untuk menghafal berbagai kitab yang diwajibkan kepada para santri. Dalam praktiknya, metode hafalan merupakan kegiatan kolektif yang diawasi oleh kiai. 

e) Lalaran, yakni metode pengulangan materi yang dilakukan oleh seorang santri secara mandiri. Materi yang diulang merupakan materi yang telah dibahas di dalam sorogan maupun bandongan, untuk memperkuat penguasaan materi.

f) Metode demonstrasi atau praktik ibadah, yakni metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara memperagakan kemampuan pelaksanaan ibadah. tertentu yang dilakukan secara perseorangan atau kelompok di bawah petunjuk dan bimbingan ustadz.

g) Metode riyadlah merupakan metode pembelajaran yang menekankan aspek olah batin untuk mencapai kesucian hati para santri dengan berbagai cara berdasarkan petunjuk dan bimbingan kiai.

Metode-metode di atas, diaplikasikan dengan berbagai teknik pembelajaran, antara lain sebagai berikut:

Teladan (uswah), yakni teknik pembelajaran dengan memberi contoh nyata kepada santri. Teknik ini hampir sama dengan teknik demonstrasi, tapi cakupannya lebih luas, yakni terletak pada semua sisi kehidupan dari seorang kiai atau guru.

 Pembiasaan (adat), yakni teknik pembelajaran dengan memupuk kebiasaan kepada seorang santri untuk melakukan hal-hal tertentu. Teknik ini dimaksudkan untuk internalisasi atau kristalisasi materi ajar ke dalam diri santri. (Fahham, A. M, 2020)

3. Penyesuaian Pondok Pesantren di Zaman Modern

A. Sistem Pendidikan Pesantren di Era Modernisasi 

Tantangan Sistem Pendidikan Pesantren di Era Modernisasi pendidikan Islam dalam perkembangannya menyelenggarakan pendidikan kontemporer, hal itu tidak hanya mengubah basis sosial kultural dan pengetahuan elite santri, melainkan juga mengimbas pada umat Islam secara keseluruhan. 

Elit santri dan ulama, yang awalnya tumbuh dan berkembang dalam sistem pendidikan pesantren, kini tumbuh, berkembang, dan didewasakan oleh sistem pendidikan modern melalui media sosial Islam lainnya. Keadaan ini menyebabkan perubahan hubungan ulama dan elite santri dengan para pengikutnya. Intensitas hubungan personal yang semula dapat berlangsung lama, terbatas, dan berkembang dalam suasana emosional kini menjadi lebih terbuka dan rasional. 

(Al- Asy'ar, A. H, 2022) ''penyesuaian PONPES Zaman modern sudah mengadopsi pendidikan formal hingga perguruan tinggi yang disebut dengan Ma'had Aliy dan di Balekambang disebut politeknik yang merupakan kampus islam. Dan konsep pengajarannya sama tidak membumi hanguskan atau menghapus tradisi pesantren seperti memakai kitab kuning''. (Fikri Muhammad Yusuf, Guru PONPES Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara, 2022)

Pengembangan kurikulum pondok pesantren, memakai penguat religi, seperti ilmu ketuhanan, fiqh, muamalah, dan ilmu pengetahuan sosial yang berpegang teguh terhadap al-Qur'an, dan as-Sunnah serta kitab kuning yang berkaitan dengan hukum Islam. Pendidikan akhlak dan keimanan, meliputi akidah akhlak, memahami isi atau kandungan al-Qur'an dan as-Sunnah. 

Penanaman tentang nilai-nilai pesantren melalu doktrin, yang dilakukan oleh sang kiai, dengan model ceramah dan pengarahannya. Pengertian kurikulum pesantren dapat di artikan dengan pengertian yang luas, meliputi kegiatan ekstra kurikuler maupun intra kurikuler, dan berbagai aktivitas atau kegiatan santri. 

Adapun komponen-komponen pondok pesantren di antaranya, adanya kurikulum pondok pesantren dan bahan pembelajaran. Dalam hal ini, bahan pembelajaran adalah model pembelajaran. 

Sedangkan modernisasi dalam aspek pembelajaran ini meliputi aspek pembelajaran yang di tetepkan, yaitu terpusat pada model pembelajaran yang ada di pondok pesantren meliputi tuntutan yang harus dicapai oleh santrinya, seperti santri harus mampu bersaing terhadap kualitas intelektual, mampu menciptakan inovasi baru, baik dalam kasta nasional maupun internasional. 

Begitu pula Pondok Pesantren harus menciptakan basic pendidikan formal seperti terciptanya perguruan tinggi yang berhaluan dengan asas-asas Pondok Pesantren tersebut.

Modernisasi Sistem Pendidikan

Sistem pendidikan pesantren di Indonesia, terlihat telah memberikan kontribusinya terhadap kemajuan bangsa. Tetapi dalam perjalanannya masih belum mampu mengiringi gerak laju waktu dan kemoderenan, sehingga terkesan pesantren bersifat klasik, kuno dan tidak mengikuti perkembangan zaman. Oleh karena itulah, perlu adanya modernisasi sistem pendidikan pesantren.

Sehingga label sistem pendidikan "terbaik" produk asli budaya lokal ini dapat tetap bertahan menjadi sistem pendidikan ideal sepanjang masa. Tak terkecuali, Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Belakambang yang didirikan oleh Hadlratus Syeh KH. Hasbullah tahun 1884, yang dikenal dengan nama Pesantren Balekambang merupakan pesantren tertua di wilayah Jepara.

Sekarang ini Pesantren Balekambang diasuh oleh KH. Ma'mun Abdullah putera KH. Abdullah Hadziq. Di bawah asuhan KH. Ma'mun, Pesantren Balekambang mengalami perkembangan pesat dengan mulai mengadopsi sistem pendidikan modern. (Pesantren Balekambang, 2021)

Modernisasi pendidikan dimaksudkan mampu menciptakan lembaga pendidikan yang mempunyai identitas kultural yang lebih sejati sebagai konsep pendidikan masyarakat Indonesia baru yang di dalamnya juga akan ditemukan nilai-nilai Universalitas Islam yang mampu melahirkan suatu peradaban masyarakat Indonesia masa depan. 

Di sisi lain, lembaga ini juga mencirikan keaslian indegenous Indonesia, karena secara kultural terlahir dari budaya Indonesia yang asli. Konsep inilah sepertinya yang relevan dengan konsep pendidikan untuk menyongsong masyarakat madani. Upaya modernisasi ini dengan jelas berlandaskan platform kemoderenan yang berakar dalam ke Indonesiaan dengan dilandasi keimanan. (Mukri, S. G, 2013)

Dengan upaya modernisasi pendidikan di Indonesia, maka terbuka peluang kembali untuk melirik lembaga pesantren sebagai institusi pendidikan yang lahir dari budaya Indonesia asli. Sistem pendidikan kolonial yang telah ada sangat jauh berbeda dengan sistem pendidikan pesantren yang tidak tepat jika dijadikan model bagi pendidikan masa depan dalam rangka menyongsong Indonesia "baru" yang berdimensi keislaman, keilmuan, dan ke Indonesiaan. 

Sejak awal kemunculannya, sistem pendidikan kolonial hanya terpusat pada pengetahuan dan keterampilan duniawi, yaitu pendidikan umum. ''PONPES dari dulu terus menyesuaikan era modern tetapi tidak meninggalkan sisi dari PONPES itu sendiri yaitu lebih memprioritaskan agama dan moral. 

Seiring berkembangnya zaman PONPES Roudlotul Mubtadiin Balekambang juga telah membangun kampus yaitu Ma'had Aly dan Politeknik Balekambang'' (Dwi Fania, Alumni PONPES Roudlotul Mubtadiin Balekambang, 2022)

 

Gambar 4 Metode Modern di Pondok Pesantren Balekambang

Ada beberapa kecenderungan-kecenderungan baru di Pondok Pesantren dalam rangka inovasi terhadap sistem yang selama ini digunakan yaitu: pertama, mulai akrab dengan metodologi modern. Kedua, semakin berorientasi pada pendidikan yang fungsional, artinya terbuka atas perkembangan di luar dirinya. 

Ketiga, diversifikasi program dan kegiatan makin terbuka dan ketergantungannya dengan kiai tidak absolut dan sekaligus dapat membekali para santri dengan berbagai pengetahuan di luar mata pelajaran agama maupun keterampilan yang diperlukan di lapangan kerja. Keempat, pusat pengembangan masyarakat.

Kecenderungan-kecenderungan tersebut bukan berarti pondok pesantren telah menduduki posisi sebagai lembaga yang paling ideal, tetapi di tengah-tengah arus perubahan sosial-budaya justru kecenderungan tersebut menjadi masalah baru yang perlu di pecahkan yaitu: pertama, masalah integrasi pondok pesantren ke dalam sistem pendidikan nasional. 

Kedua, masalah pengembangan wawasan sosial, budaya, dan masalah ekonomi. Ketiga, masalah pengalaman kekuatan dengan pihak-pihak lain untuk mencari tujuan membentuk masyarakat ideal yang diinginkan. Keempat, masalah yang berhubungan dengan keimanan dan keilmuan sepanjang yang dihayati pondok pesantren.

Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi Pondok Pesantren perlu adanya peneguhan tradisi keilmuwan lembaga di tengah arus tantangan globalisasi. Dalam PONPES Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara setidaknya revitalisasi menyangkut tiga ranah penting pendidikan pesantren. 

Pertama, revitalisasi pola pengajaran agar mampu menumbuhkan tradisi keilmuwan dan melahirkan generasi pembelajar. Kedua, revitalisasi pola kepemimpinan pesantren agar lebih terbuka terhadap segala perubahan zaman. Ketiga, revitalisasi lingkungan belajar yang kondusif, komprehensif, dan memberdayakan.

Pondok pesantren kini mengalami transformasi kultur, sistem, dan nilai. PONPES Roudlotul Mubtadiin Balekambang yang dikenal dengan salafiyah (kuno) kini telah berkembang menjadi dengan khalafiyah (modern). 

Transformasi tersebut sebagai jawaban atas kritikan yang diberikan pada pesantren dalam arus transformasi ini, sehingga dalam sistem dan kultur pesantren terjadi perubahan yang drastis, misalnya: pertama, perubahan sistem pengajaran dari perseorangan atau sorogan menjadi sistem klasikal yang kemudian kita kenal dengan istilah madrasah (sekolah).

Gambar 5 Pemberian Pengetahuan Umum (TKJ) di Pondok Pesantren Balekambang

Kedua, pemberian pengetahuan umum di samping masih mempertahankan pengetahuan agama dan bahasa Arab. Ketiga, bertambahnya komponen pendidikan Pondok Pesantren, misalnya keterampilan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat sekitar, kepramukaan untuk melatih kedisiplinan dan pendidikan agama, kesehatan dan olahraga, serta kesenian yang Islami. 

Keempat lulusan Pondok Pesantren diberikan syahadah (ijazah) sebagai tanda tamat dari pesantren tersebut dan ada sebagian syahadah tertentu yang nilainya sama dengan ijazah negeri.

Gambar 6 Estrakulikuler Pramuka di Pondok Pesantren Balekambang

Simpulan

Roudlotul Mubtadiin adalah salah satu nama PONPES yang terletak di Balekambang Jepara, terdapat banyak pengajaran mulai dari ilmu agama hingga ilmu umum guna untuk membekali para santri dalam menghadapi tantangan di zaman sekarang. 

Di samping itu alumni santri Roudlotul Mubtadiin diharuskan mempunyai kemampuan atau skill dari sekolah formal maupun non formal yang telah disediakan. Oleh karena itu sebagai bukti nyata untuk menepis anggapan masyarakat yang berpikiran bahwa santri itu hanya bisa mengaji.

 Selain bisa mengaji mereka juga memiliki kemampuan dalam berbagai bidang seperti menjahit, hydrofarm, otomotif, jasa boga, dan lain sebagainya yang tidak kalah dengan lembaga pendidikan non pesantren. 

Menurut indeks penelitian dari PONPES lain seperti PONPES Manba'ul Hikam Blitar, Jawa Timur menyatakan bahwa setiap tahunnya santri mengalami peningkatan dan hal tersebut juga dialami oleh PONPES Roudlotul Mubtadiin. Maka dari itu telah terbukti bahwa masyarakat telah percaya terhadap Pondok Pesantren, baik Pondok Pesantren yang sudah mengalami perkembangan (modern) maupun Pondok Pesantren yang masih tradisional (salafiyyah).

 Konsep pengajaran dan metode pembelajaran yang digunakan PONPES Roudlotul Mubtadiin Balekambang adalah mengedepankan akhlaknya. Pengajaran kitab kuning (sorogan dan bandongan) tidak dihapuskan walaupun metode pembelajarannya sudah berkembang disertai dengan kurikulum dari KEMENDIKBUD yang diterapkan di sekolah formal.

Pesantren adalah sebagai sebuah sub kultur yang khas, yang kini berada di tengah-tengah kondisi modernisasi. Pilihan bertahan dalam kondisi tradisional akan menyebabkan pesantren tertinggal jauh dari peradaban. Sehingga, pesantren harus merespon kemajuan tersebut dengan bijaksana. 

Banyak kemajuan zaman yang harus ditindaklanjuti oleh santri terutama pada bidang teknologi. Jika, santri memahami kemajuan teknologi akan memberi warna terhadap proses pembangunan. Oleh sebab itu, santri harus melek teknologi agar informasi dan ilmu yang dimiliki bisa bermanfaat bagi masyarakat. Ibarat sebuah pisau, jika di tangan penjahat maka akan berbahaya, berbeda jika pisau di tangan juru masak akan menghasilkan karya yang lezat. 

Sama halnya, jika penggunaan teknologi informasi dapat dimanfaatkan dengan benar, maka akan memberikan banyak manfaat bagi penggunanya.

Daftar Pustaka

Sumber Buku 

Zakariya, A. dll. 2016. Islam dan Nasionalisme, Edisi ke-8, Jepara, Redaksi Balekambang.

Ferdiana, L. dll. 2019. Santri dan Polemik Negeri, Edisi ke-65, Jombang, Pustaka Tebuireng.

Fahham, A. M. 2020. Pendidikan Pesantren: Pola Pengasuhan, Pembentukan Karakter dan Perlindungan Anak, Depok, Publica Institute Jakarta, Hlm. 33-37.

Sumber Jurnal

Karimah, U. 2018. ''Pondok Pesantren dan Pendidikan: Relevansiya dalam Tujuan Pendidikan''. Jurnal Misykat, Vol. 03, No.01.

Al-Asyari, A. H. 2022. ''Tantangan Sistem Pendidikan Pesantren di Era Modernisasi''. Journal of Pesantren Studies, Vol. 02, N0. 01, Hlm. 127-143.

Mukri, S. G. ''Modernisasi Sistem Pendidikan Pesantren''. Electronic Journals of UIKA Bogor.

Sumber Website

123dok. 2022. Manajemen Pesantren Muadalah. URL: https://123dok.com/article/manajemen-pesantren-muadalah-manajemen-humas-pesantren-muadalah-meningkatkan.yr052l8y. Diakses pada tanggal 05 Juli 2022.

Pesantren Balekambang. Santri Unggul, Intelektual dan Berakhlakul Karimah.URL: https://www.pesantrenbalekambang.org/. Diakses pada tanggal 05 Juli 2022.

Sumber Lisan

Wawancara pada tanggal 1 Juli 2022 denga Muhammad Nur, M. Pd, selaku Guru PONPES Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara.

Wawancara pada tanggal 25 Juni 2022 dengan Amin Ashari, selaku Santri PONPES Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara.

Wawancara pada tanggal 4 Juli 2022 dengan Agus Ainun Najib, selaku Alumni PONPES Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara.

Wawancara pada tanggal 22 Juni 2022 dengan Fikri Muhammad Yusuf, selaku Guru PONPES Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara.

Wawancara pada tanggal 25 Juni 2022 dengan Dwi Fania, selaku Alumni PONPES Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun