Luruh bersama nyawa sang hujan
Apakah kau juga merasakan sesaknya jiwaku?
Sesak tiada berisi, hanya memori
Tentang dirimu yang mencengkeram alam pikiranku
Tentang memori hujan yang kau hembuskan
Sayang, permadani hujan  tak berujung
Yang kubisa, hanya menantimu bidadariku
Aku semakin yakin orang yang dimaksudnya dalam puisi ini adalah Ibunya. Ya, aku sangat-sangat yakin. Lara, sebesar inikah kerinduanmu pada seseorang yang meninggalkanmu?
Kala euforia hujan bersenandung
Kudapati rinainya berkelana dalam poros
Poros rotasi lingkaran sunyi
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!