Mohon tunggu...
Cerpen

Surat-surat Hujan

27 Desember 2017   20:40 Diperbarui: 27 Desember 2017   20:45 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            "Ya. Aku menyebutnya surat-surat hujan, karena selalu hujan yang kau cantumkan dalam surat itu. "

            Surat-surat hujan itu kini telah hanyut bersama langkah ombak. Sang mentari turun dari tangga kerajaan langit kembali ke haribaannya. Helaian hujan pun mengguyur sekujur kulit tubuh kami. Senja ini begitu indah. Di bawah naungan hujan Lara melengkungkan senyum. Senyum sebagai pertanda awal baru lembaran hidupnya. Meski asa untuk bertemu lagi dengan Ibunya masih ada. Tuhan, kumohon sampaikan surat-surat itu kepada Ibunya. Pertemukanlah mereka untuk sekali lagi.

Cerpen ini ditulis tahun 2011 saat penulis masih duduk di bangku SMA. Pada tahun 2013 Cerpen ini menghantarkan penulis menjadi pemenang karya terbaik pada Lomba Cerpen Se-Universitas Negeri Malang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun