Biarkan helaiannya membentang kasih
Menutup dimensi lubang rindu
Jika ini takdir, mengapa jawabannya masih bisu?
Tak bolehkah kutapaki jejak mimpimu
Pelukan hangat jiwamu menggenggam hati
Mengalirkan arus lembut hujan dalam nadi
Adakah kau rasakan? Risau hujan ini
Siksaan rindu yang kau hempaskan
Sungguh menyiksa batinku
Menebar hambar kehidupan semestaku
Aku ingin membuka lagi lipatan yang lain, namun aku melihat tubuhkan bergerak. Ia mulai sadarkan diri. Aku segera memasukkan kembali origaminya dan menutup toplesnya. Tak lama kemudian kelopak matanya terbuka. Beruntung ia tak memergokiku membaca puisi dalam lipatan origaminya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!