Mohon tunggu...
Cerpen

Surat-surat Hujan

27 Desember 2017   20:40 Diperbarui: 27 Desember 2017   20:45 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Kubentangkan tubuhku diatas kasur nan empuk. Rasa lelah menguasai ragaku. Lelah karena memikirkan gadis bisu itu. Dalam pikiranku masih menyimpan tanda tanya besar tentang maksud puisi itu. Andai aku sastrawan pasti aku mahir mencerna diksi-diksi itu. Otakku benar-benar buntu. Aku berpikir dan terus berpikir. Segala khalayan menyeruak dalam imajinasiku. Aku merasa seperti pecandu ganja yang kehabisan stok. Mungkin pening ini sudah mencapai stadium empat.

Kucoba menenangkan pikiranku. Kuhela nafas panjang-panjang. Kupenjamkan mataku beberapa menit. Kubiarkan arus darahku mengalir dengan tenang agar dapat menyampaikan oksigen dengan maksimal ke otakku yang pening. Setelah merasa lebih baik, kubuka kembali kelopak mataku. Dan setelah mencari jalan pencerahan, aku menemukan sedikit petunnjuk. Dari kata 'hujan' dan 'rindu' mungki seseorang yang dia maksud dalam puisi itu adalah Ibunya. Aku yakin itu.

Siang ini Lara pergi bersama Ibuku. Inilah kesempatan emas untuk membaca puisi lain di origaminya. Dengan rasa bersalah yang menggunung aku menyelinap masuk ke dalam kamarnya. Beruntung pintu kamarnya tak terkunci. Aku membuka tutup toples dan lipatan origami. Maafkan aku Lara, telah membaca puisi ini tanpa seizinmu.

Dan hujan yang menyapuh duka

Alunan dentingnya pelan menyeringai

Itu katamu bukan?

Namun adakah kau rasa? Itu tak benar bagiku.

Alunan nada denting hujan tak berirama

Ucapmu tak pernah menyeringai dalam telingaku

Namun menyeringai dalam hatiku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun