Mohon tunggu...
Nursalam AR
Nursalam AR Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah

Penerjemah dan konsultan bahasa. Pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) dan grup FB Terjemahan Hukum (Legal Translation). Penulis buku "Kamus High Quality Jomblo" dan kumpulan cerpen "Dongeng Kampung Kecil". Instagram: @bungsalamofficial. Blog: nursalam.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kisah Nyata Korban Banjir Jakarta

27 Februari 2021   10:00 Diperbarui: 27 Februari 2021   10:18 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengungsi banjir Jakarta 2007/Foto: theguardian.com

Ya Allah, Tuhanku, maafkan aku yang lalai mengingatmu dan datang hanya di saat perlu!

Tuhan ada di mana-mana, demikian judul lagu gubahan James F. Sundah, seorang Kristiani yang taat.

Tuhan itu lebih dekat dari urat leher kita, demikian termaktub dalam salah satu hadis Nabi Muhammad SAW.

Tuhan itu bersinggasana di 'Arsy, demikian dalam salah satu ayat Al-Qur'an.

Di mana pun Ia, Ia selalu tahu kenapa dan untuk apa bencana itu ditimpakan. Ia juga tak pernah tidur. Tak juga pernah lelah apalagi rehat. Jangankan sehari, semilidetik pun tidak.

Sementara aku hanya manusia biasa yang punya tenaga terbatas. Juga kesabaran yang minim.

Selepas banjir bandang, sebagian tetanggaku menyebutnya 'tsunami kecil', yang menenggelamkan 70 persen wilayah Jakarta, aku jatuh sakit selama dua hari.

Demam. Menggigil. Sepertinya kelelahan berjibaku membersihkan lumpur bekas banjir yang sematakaki tebalnya.

Banjir itu telah merendam rumahku setinggi wuwungan rumah. Sekitar tiga meteran. Jauh lebih dahsyat daripada banjir 2002 yang hanya sebatas paha orang dewasa.

Saking frustrasinya karena dampak kerusakan yang luar biasa, di hari-hari awal banjir, aku sempat bergumam protes kepada Allah,"Ya Allah, apa salahku?!"

Rasanya aku sudah banyak berbuat baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun