Mohon tunggu...
Nur Mutimmatin Nimah
Nur Mutimmatin Nimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

Remaja berkepribadian ganda, yang suka dengan hal-hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perbedaan Bukan Maut, Perbedaan adalah Rahmat

2 Desember 2024   18:00 Diperbarui: 2 Desember 2024   18:06 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
( Foto Tangan yang saling menggenggam erat melambangkan persatuan dalam perbedaan (Sumber: Wildan Imaduddin https://bincangsyariah.com))

Sebulan setelah kami pindah, Ibu dari tetangga kami meninggal dunia. Saya masih ingat dengan jelas bagaimana orang-orang di sana melaksanakan upacara kematian dengan menyanyikan lagu-lagu religius sesuai dengan keyakinan mereka.

"Bu, iku mereka lapoan," tanyaku kepada Ibu dalam bahasa Jawa.

 "Mbah e meninggal, sek di Sholati," jawab Ibuku, berusaha menjelaskan kepada anak berusia 8 tahun dengan raut wajah penuh kebingungan. 

Saat itu, aku masih belum memahami apa yang mereka lakukan. Semuanya terasa sangat aneh bagiku dan belum pernah kulihat sebelumnya. Namun, seiring berjalannya waktu, aku mulai mengerti bahwa setiap agama memiliki upacara dan tradisi masing-masing yang seharusnya kita hormati.

Sebagai ungkapan syukur kedua orang tuaku mengadakan doa bersama di rumah baru kami. Kami menggelar acara doa bersama dan mengundang para tetangga agar kami dapat saling mengenal satu sama lain. 

Walaupun berbeda agama tetangga kami tetap menghadiri acara tersebut, mereka tetap khidmat dan tenang dalam mengikuti setiap proses dari acara syukuran tersebut. Mereka juga ikut mengenakan pakaian yang sopan dan penutup kepala sebagai bentuk penghormatan kepada agama kami. 

Setelah selesai, mereka juga dengan senang hati untuk menyantap hidangan yang sudah kami siapkan. Kami bercengkrama bersama, saling mengenal tanpa membeda-bedakan antara satu dengan yang lain. 

Tak hanya itu, mereka juga membawa bingkisan yang diberikan kepada kami, kami pun tak segan untuk menerimanya dan mengucapkan terima kasih atas kesediaannya mengikuti acara sampai selesai.

Kami juga memberikan bingkisan yang berbeda kepada para tetangga yang datang untuk dibawa pulang. Mereka juga menerimanya dengan senang hati.  Sama halnya dengan tetangga-tetangga yang lain. Mereka juga mengundang kami, menyambut kami ketika datang ke rumah mereka. 

Mereka bahkan memberi space bagi kaum muslim ketika beribadah, bahkan ketika pesta mereka menyediakan makanan yang halal yang tidak mengandung bahan haram agar umat muslim juga dapat menikmati hidangan. 

Tidak hanya orang tua yang saling mengenal, aku dan saudari-saudariku pun diberikan kesempatan untuk bisa berkenalan dengan anak-anak mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun