"sekitar jam 7 malam rin, minta anterin sama supir aku aja ya"
"iya, sampai ketemu besok ya Azka, hmmm.. udah dulu ya aku mau shalat isya dulu. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam". Kebiasaan Arina tidak berubah, dia selalu menutup telepon duluan padahal aku yang menelponnya. Aku bahagia sekali malam ini, dan sepertinya aku akan sulit untuk tertidur.
***
Matahari 15 Juli 2013 sudah tinggi, mataku masih sedikit mengantuk. Aku baru bisa memejamkan mataku selepas shalat subuh. Tapi entah kenapa aku begitu bersemangat walau sedang mengantuk. Aku memeriksa lagi barang-barang yang akan aku bawa ke Indonesia. Nanti siang paman Idris yang akan mengantarku ke bandara. Setelah kupastikan semuanya lengkap aku sempatkan merapikan kamarku lalu mandi. Pesawatku berangkat jam 14.00 waktu Korea. Perjalanan dari rumhku ke bandara cukup jauh, untuk mengantisipasi aku berangkat pukul 11.00 dari rumah.
Jam 13.00 aku tiba di bandara internasional Incheon. Aku menyempatkan salat dzuhur terlebih dahulu sebelum boarding pass. Pukul 14.00, saatnya aku berangkat. Arina, tunggu aku.
Tujuh jam kemudian aku tiba di Indonesia. Arina pasti sudah menungguku di terminal kedatangan. Sepertinya kali ini aku salah, Arina belum datang menjemputku, sejauh mata memandang aku tidak menangkap sosoknya sama sekali. Sambil berlalu aku menelponnya untuk memastikan keberadaannya, tapi Arina tidak juga menjawab teleponku.
"Azka..!!" seorang gadis memanggil-manggil namaku sambil melambaikan tangan, sosoknya hilang timbul di keramaian, aku mengenali suaranya tapi aku ragu kalau itu dia. Aku berjalan mendekat. Semakin dekat, dia gadis berjilbab dan ternyata gadis itu memang benar dia. Arina.
"Assaamualaikum Azka.."
"Waalaikumsalam" jawabku sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman dengannya. Di luar dugaan Arina berkata "kita bukan mahrom nggak boleh salaman"  sambil mengatupkan tangannya di depan dada. Betapa empat tahun itu ternyata cukup panjang untuk aku melewati setiap perubahan dalam diri Arina. Kini dia adalah wanita berjilbab, dia terlihat cantik dalam balutan gamis berwarna peach dan abu-abu. Aku terkesiap sesaat sampai Arina memanggil namaku lagi.
"Azka, kamu ngapain bengong sih?" tegur Arina. Aku tersadar lalu tergagap "a..aku..aku.. pangling sama kamu rin, pantes dari tadi aku nyariin nggak ketemu ternyata si itik sudah berubah menjadi seekor angsa."