Ghulam mendengkus. Ia memang selalu kabur saat pelajaran baca tulis Al Qur'an.
"Dar, dulu sewaktu masih hidup, dia jadi apa?" tanya Ghulam kepadaku.
"Tentara. Pejuang!" jawabku asal.
Ghulam melompat dari duduknya. "Bagaimana kalau kita menyanyikan lagu Gugur Bunga? Â Dia 'kan bekas pejuang, pasti kenal dengan lagu ini."
Semprul! Aku menahan tawa. Begitu pun Dipa. Tapi apa salahnya mencoba. Aku ingin hal ini cepat berakhir.
"Pelan-pelan saja, ya," pesan Dipa.
Kami berdiri lalu mulai menyanyi.
Betapa hatiku takkan pilu
Telah gugur pahlawanku
Betapa hatiku takkan sedih
Hamba ditinggal sendiri