Mohon tunggu...
Nurifah Hariani
Nurifah Hariani Mohon Tunggu... Guru - Guru yang suka membaca dan senang berkhayal

Guru di sebuah sekolah swata di kota Malang, sedang belajar menulis untuk mengeluarkan isi kepala, uneg-uneg juga khayalan

Selanjutnya

Tutup

Horor

Lagu Gugur Bunga di Kali Swereg

14 Januari 2025   14:40 Diperbarui: 14 Januari 2025   14:40 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

"Ke ... na ... pa?" tanyaku terbata. Mataku nanar melihat nasi , mie goreng dan tempe penyet yang tercecer di lantai. Ibuku harus bangun pagi-pagi untuk membuatnya dan sekarang tersia-sia seperti  itu.

"Kamu 'kan yang menulis , hantu itu tidak selalu jahat. Ada hantu yang baik, contohnya penunggu sungai. Cih! Baik apanya? Gak ada demit yang baik. Jahat. Jahat semuanya!" cecarnya. Ia duduk lalu meremas kepalanya.

Aku jadi heran, tak mengerti.  Aku memang sering menulis cerpen horor di mading. Tapi apakah bapaknya Ghulam ikut membaca? Kalau pun benar , amazing juga. Berarti  betul  setiap tulisan akan menemukan pembacanya.

"Kamu harus ikut kami, menemui Mbah Jabat. Aku akan meminta agar Mbah jahanam itu melepaskan Pak Gathan," jelas Dipa, teman sejurusan namun beda kelas.

Itu asal muasal kami bertiga ada di sini.

"Hoop! Hoop!"

Terdengar suara Dipa memecah lamunanku. Karena berhenti mandadak badanku menabrak punggung Ghulam, sedangkan Ghulam menabrak  punggung Dipa.  Sepertinya lucu.  Tetapi kami tak berani tertawa. Suara berisik bisa memancing keluarnya hantu di sekitar sini.

"Bapakmu ditemukan di sana?" tanya Dipa sambil mengarahkan sorot senternya.

Ghulam mengangguk.

Sesuai perintah Dipa, kami berjalan menuju jembatan kecil tempat pintu air  berada. Dipa akan mengadakan ritual di sana. Aku menarik napas lega melihat ada lampu disana. Gelap membuatku sesak bernapas.

Kami duduk bersila. Dipa menyalakan rokoknya. Ghulam mengeluarkan segala peralatan yang telah dibawanya dari rumah. Ternyata banyak sekali, pantas saja tas yang dibawanya kelihatan sesak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun