Secara lebih ringkas, pandangan Teori Fungsionalis adalah sebagai berikut:
Masyarakat secara keseluruhan cukup stabil.
Agar masyarakat secara keseluruhan menjadi stabil, setiap bagian umumnya ikut berperan.
Hampir setiap budaya memiliki tingkat saling ketergantungan.
Ketika orang-orang dalam sebuah komunitas dapat mencapai kesepakatan satu sama lain, hal ini akan membantu menjaga kebersamaan kelompok tersebut.
Teori Siklis (Cyclical Theory)[17]
Gagasan di balik tesis ini adalah bahwa tidak ada seorang pun atau objek yang dapat sepenuhnya menghentikan revolusi sosial. Karena ada pola yang tak terhindarkan dalam setiap struktur sosial budaya. Pandangan ini menyatakan bahwa pasang surutnya masyarakat dan budaya tidak dapat dihindari dan merupakan sifat alamiah manusia. Pada saat yang sama, di bawah ini adalah beberapa versi dari Teori Siklus:
Teori Oswald Spengler (1880-1936)
Masa kanak-kanak, pubertas, kedewasaan, dan usia tua adalah empat fase perkembangan manusia yang dikemukakan oleh teori ini. Menurut Spengler, setiap peradaban besar mengalami pola kemunculan, perkembangan, dan akhirnya kemunduran yang sama, dan ia menggunakan lima fase untuk menggambarkan perkembangan ini. Sekitar seribu tahun berlalu dalam proses rekursif ini.
Teori Pitirim A. Sorokin (1889-1968)
Menurut Sorokin, ada tiga sistem budaya yang tidak pernah berhenti berputar yang digunakan oleh semua peradaban besar. Budaya ideasional, idealis, dan sensasional, semuanya ada dalam sebuah lingkaran yang berulang.