2. Guru tidak banyak memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan belajar mandiri. Jika menemukan kesulitan, baru ditanyakan kepada guru yang bersangkutan.
3. Mampu membentuk suatu prilaku yang diinginkan mendapatkan penguatan positif dan prilaku yang sesuia mendapat penghargaan negatif yang didasari dengan prilaku yang tampak.
4. Dengan melalui pengulangan dan pelatihan yang berkesinambungan, dapat mengoptimalkan bakat dan kecerdasan siswa yang sudah terbentuk sebelumnya. Jika anak sudah mahir dalam bidang tertentu, akan lebih dikuatkan lagi dengan pembiasaan atau pengulangan yang berkesinambungan tersebut dan lebih optimal
 5. Bahan pelajaran disusun secara hirarkis dari yang sederhana sampai kompleks dengan tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian-bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian suatu keterampilan tertentu mampu menghasilkan suatu perilaku konsisten terhadap bidang tertentu.
 6. Dapat mengganti stimulus yang satu dengan srimulus yang lainnya dan seterusnya sampai respon yang diinginkan muncul
7. Metode behavioristik ini sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang menbutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti: kecepatan, spontanitas, refleksi, daya tahan, dan sebagainya. kelenturan,
8. Teori ini cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominansi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian.
  Kekurangan Teori behavioristik banyak dikritik karena sering kali tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan/atau belajar yang tidak dapat diubah. menjadi sekedar hubungan stimulus dan respon. Contohnya, seorang siswa yang diberikan hadiah berupa uang berkali-kali atas prestasi belajar yang diraihnya, maka dia tidak merasakan lagi hadiah uang ini sebagai sesuatu. yang memuaskannya apabila jumlah uangnya sama atau bahkan lebih kecil, sehingga hadiah uang tersebut tidak lagi menyebabkannya bersemangat. untuk meraih prestasi yang baik.
  Pandangan behavioristik ini juga kurang dapat menjelaskan adanya. variasi tingkat emosi siswa, walaupun mereka memiliki pengalaman penguatan yang sama. Pandangan ini tidak dapat menjelaskan mengapa dua anak yang mempunyai kemampuan dan pengalaman penguatan yang relatif sama, ternyata perilakunya terhadap suatu pelajaran berbeda, juga dalam memilih tugas sangat berbeda tingkat kesulitannya.
C. Aliran Belajar Menurut Ivan P. Pavlow
      Ivan P. Pavlov terkenal dengan teori classical conditioning theory. Teori ini memandang bahwa belgar adalah perubahan perilaku. Menururt teori ini belajar pada prinsipnya mengikuti suatu hukum yang sama untuk serua manusia, hahkan semua makhluk hidup. Teori ini dikembangkan melalui observasi terhadap perilaku belajar yang tampak (observable behavior).Â