1) Individualisasi: Perlakuan individual didasarkan pada tugas, ganjaran dan disiplin, 2) Motivasi: Motivasi belajar bersifat ekstrinsik melalui pembiasaan terus menerus (dapat menjadi reinforcement),
3) Metode: Metode belajar dijabarkan secara rinci untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan tertentu serta menggunakan teknologi pendidikan.
4) Tujuan-tujuan kurikuler: Tujuan kurikuler, memusatkan diri pada pengetahuan dan keterampilan akademis serta tingkah laku sosial,
5) Bentuk pengelolaan kelas: Berpusat pada guru, sedangkah hubungan sosial digunakan sebagai cara berkomunikasi, bukan sebagai tujuan pengajaran,
6) Usaha mengefektifkan kelas: Program pengajaran disusun secara rinci dan bertingkat, dan proses belajar lebih mengutamakan penguasaan bahan,
7) Partisipasi siswa: Secara umum siswa menunjukkan perilaku pasif.
8) Kegiatan belajar siswa: Pemahiran keterampilan melalui pembiasaan bertahap, yaitu melakukan praktek setapak demi setapak secara rinci.
9) Tujuan umum pendidikan: Pendidikan bertujuan mencapai kemampuan mengerjakan sesuatu atau mencapai tingkat kompetensi tertentu.
   Proses belajar yang behavioristik menunjukkan proses belajar setahap demi setahap secara terperinci dan tergambarkan dalam sekuensi logis dari informasi yang akan disajikan. Prinsip ini mengimplikasikan bahwa kurikulumnya lebih menggambarkan perincian tentang apa-apa yang akan disajikan kepada murid. Setiap tujuan umum dijabarkan menjadi tujuan yang lebih khusus. Suatu bidang studi dipecah menjadi pokok-pokok bahasan, dan sub-sub pokok bahasan. Semuanya linier dengan tujuan khusus yang dirumuskan terlebih dahulu.
 Kelebihan Dan Kekurangan Belajar Teori Behaviorisme  Dalam teknik pembelajaran yang mengacu pada teori behavioristik terdapat beberapa kelebihan di dalamnya diantara mereka:
1. Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi belajar