Mohon tunggu...
N. Setia Pertiwi
N. Setia Pertiwi Mohon Tunggu... Seniman - Avonturir

Gelandangan virtual

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Halimun Terakhir #11

25 September 2018   08:11 Diperbarui: 25 September 2018   08:46 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Itu pertanyaan bagus, tapi tidak perlu kamu tanyakan."

"Maksudnya?" tanyaku kebingungan.

Laki-laki itu beranjak perlahan. Mengambil sebatang kayu berlilit belacu kumal, menyulutnya menjadi obor. Dengan gerakan kepala, ia memintaku mengikutinyaUntuk kesekian kali, tengkukku merinding.

Ada yang tidak beres. Kami memasuki lorong gelap di belakang dinding. Batu besar sandaran Om Jay tadi seperti sekat antarruangan. Gua ini lebih luas dari yang kubayangkan.

Tidak sampai sepuluh langkah, Om Jay berhenti. Ia tercenung menatap ke sebuah objek. Pandanganku terhalang. Aku memiringkan kepala, berusaha melihat dari balik punggungnya.

Paru-paruku mendadak sesak. Sel-sel tubuh kembali berkabar soal ujung pencarian. Tanpa perlu penjelasan, persendianku hilang daya. Tidak ingin percaya. Tapi, mimpi bertabur bintang tidak pernah lebih baik dari kenyataan yang menyakitkan.

Om Jay bergeser dari tempatnya berdiri. Aku mengerjap, lemas, tersuruk di hadapan segunduk tanah. Di atasnya, bertaburan bunga kamboja, serunai, dan beragam bunga hutan lainnya.

Sebongkah batu pipih ditegakkan menjadi pusara. Dua kayu tipis tersandar. Dibentuk serupa huruf. Inisial. W dan J. Wira Jayanto?

Lama, aku tidak ingat cara merangkai kata. Jiwaku terapung-apung. Hampa. Tak ada air mata. Tak ada kesedihan. Tak ada amarah. Kosong.

Hanya aku, pusara, dan firasat berkelebat.

Aku berserah, menunduk, pasrah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun